Halaman:Rimba-Rimba.pdf/138

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba

sebenarnya ringan. Mereka hanya memberi kejutan terhadap pasukan APRI yang sedang patroli. Perang secara gerilya. Biasanya mereka menyergap di hutan- hutan di Aie Dingin.

Gagal atau berhasil sergapan itu bagi mereka tidak jadi soal. Sebab walapun musuh bisa merangsek masuk, masih akan banyak hadangan-hadangan yang lain. Pasukan-pasukan di Cubadak, Kotobaru, Lolo, Surian dan banyak daerah lagi. Sehingga pasukan musuh tidak akan pernah mencapai daerah Muara Labuh, dekat jantung PRRI. Jika pasukan Musuh sampai di daerah Muara Labuh, maka 'jantung' segera dipindahkan ke Sumpur Kudus, di Sijunjung melalui sungai Batanghari.

Sudah seminggu ini Mangkuto tidak bisa memantau gerakan pasukan Beni. la curiga Beni akan merencanakan sesuatu setelah senjatanya mereka kuras habis. Bagi Mangkuto, Beni tetap lah orang yang misterius dan mencurigakan. Ia tidak bisa dipercaya.

Kehadiran Harimau Campo setidaknya bisa membuat Mangkuto sedikit lega. Sebab walupun masih terbilang anak-anak muda yang miskin pengalaman perang, namun mereka mempunyai semangat tinggi.

Mereka menjelma menjadi pasukan yang tangguh. Diam-diam Mangkuto mempersiapkan pasukan kecil itu untuk menghadang pasukan Beni.

la tahu, hanya pasukan Harimau Campo yang mampu mengatasi pasukan Beni. Ia tahu pesilat-pesilat itu cukup tangguh.

Mangkuto pun tidak bisa lagi mengandalkan pasukannya. Sebagian besar dari mereka hanya petani yang tidak mengenal istilah militer sama sekali. Mereka bergabung karena terpaksa dan tidak ada tempat berlindung yang lain.

122