Halaman:Puisi Afrizal Malna; Kajian Semiotika.pdf/73

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

BAB 4
KESIMPULAN




Sajak-sajak Afrizal Malna dikenal dengan cirinya yang khas dan unik di antara deretan sajak penyair kontemporer Indonesia. Pada umumnya para penyair lainya menyandarkan ciri literernya pada pengucapan yang khas ditemukan dalam tradisi para penyair yang disebut oleh Malna sebagai penyair modernis, seperti Charil Anwar yang mengejutkn, Amir Hamzah, Sanusi Pane, hingga Rendra dan Sutardji C. Bachri. Mereka berangkat dari tradisi dan bahasa ibu mereka, terutama dari pengaruh budaya serta bahasa Melayu atau Jawa. Ciri puisi mereka dapat dilihat dari pengaruh pantun, mantra, tembang, dan berbagai mitologi masyarakat lokal yang tradisional.

Tidak demikian halnya dengan Malna. Memang benar bahwa ia memakai bahasa Indonesia sebagai medium sajaknya untuk sampai pada publik. Akan tetapi, bagi dia hal itu tidak serta merta bermaksud ia menyandarkan ciri literernya pada akar tradisi sebagaimana para penyair lain menemukan diri mereka mula-mula dibesarkan dan dibentuk oleh hal primordial itu. Bahkan, Malna memiliki suatu kesadaran literernya yang khas. Tampaknya, itu pula yang menjadi titik tolak yang mengantarkan persoalan puisinya yang bergerak melampaui persoalan bahasa.

59