Halaman:Puisi Afrizal Malna; Kajian Semiotika.pdf/70

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

ibunya. Frasa dan menemukan Sitti dalam tradisi yang lain menyiratkan bahwa persoalan yang dihadapi oleh kaum perempuan tidak hanya seperti yang dihadapi oleh tokoh Sitti yang primordial dalam latar waktu dalam novel yang disinggung oleh penyair itu. Akan tetapi, persoalan tersebut barangkali adalah mengenai nasib perempuan yang hidup di zaman yang sudah bergeser. Hal itu ditandai oleh kalimat dan menemukan Sitti dalam tradisi yang lain, antara masa lalu yang melepasakan sepatunya dalam sejarah.

Pada bait terakhir aku lirik mengatakan kepada Sitti perumpamaan ilmu pengetahuan dengan memakai simile seperti novel penuh batu, dia yang tak ada, dan semangka. Frasa tersebut menyebutkan ilmu pengetahuan itu seperti tiga perumpamaan, yaitu novel seperti yang disebutkan oleh aku lirik sebelumnya, ungkapan dia yang tak ada, dan semangka. Tiga perumpamaan terakhir ini menimbulkan ketidakpastian makna apa yang dimaksud dengan dia yang tak ada dan semangka.


3.5.3 Simpati untuk Sitti

Sudut pandang yang dipakai dalam sajak itu adalah orang pertama tunggal yang berlaku sebagai narator. Pada bait pertama, aku lirik narator secara penuh bercerita tentang Sitti kepada pembaca implisit, yaitu pembaca biasa karena bait itu bersifat berita dan opini aku lirik mengenai Sitti.

Pada bait kedua sang narator tidak secara penuh menyampaikan narasi kepada pembaca, tetapi ia mengeluarkan pernyataan kepada Sitti selaku orang kedua. Sang narator pun melontarkan pernyataan kepada Sitti yang imajiner. Percakapan tersebut seolah dilakukan kepada Sitti yang diam, seperti yang dimitoskan dalam novel itu. Sitti hanya bisa menerima nasib sebagai pihak yang lemah dan hanya melakukan perlawanan dengan Sitti menemui kekasihnya di situ, yang dalam tanda referensialnya tokoh itu bernama Syamsul Bahri.

Sang narator meriyampaikan rasa simpatinya kepada Sitti dengan mengandaikan dirinya berubah menjadi (seperti) Sitti, Tetapi aku telah jadi perempuan, Sitti. Aku telah jadi perempuan di seluruh novel yang sedih. Hingga rambut panjang menyentuh leherku sendiri.

56