Halaman:Puisi Afrizal Malna; Kajian Semiotika.pdf/67

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

konservatif dan tradisional mengenai gagasan emansipasi. Justru kata emansipasi lebih diwakili oleh cita rasa kata wanita, seperti wanita perkotaan atau wanita karier, sedangkan kata perempuan merupakan diksi yang dulunya melambangkan subordinasi, lambang yang sering mewakili ketidaksetaraan dan mengandung bias. Kata itu mengandung muatan ideologis yang tidak berimbang dari kekuasaan lelaki.

"Perempuan dalam Novel" ketika dipahami sebagai Sitti itu berubah sebagai tanda simbolik yang lebih spesifik lagi, yaitu kata tersebut dijadikan pemeo dalam suatu peristiwa kawin paksa yang mengandung cacat moral dan motif.

Bait pertama menyebutkan kata biografi. Bagi penyair kata tersebut merupakan suatu lokus pembacaan dan penciptaan makna dari apa yang dilihatnya sebagai sebuah taman atau situs. Tempat itu bagaikan sebuah tempat ziarah untuk menemukan jejak masa silam, seperti disebutkan orang menandai Sitti kembali. Kata menandai bersinonim dengan kata menghiasi, yaitu untuk mempercantik sesuatu. Barangkali juga kata mendandani kembali mengisyaratkan bagaimana pembacaan terhadap novel itu terus mengalami perjalanan tafsir. Tafsir itu pun dapat ditarik melalui sudut pandang lain, seperti diisyaratkan oleh penyair dalam frasa menandai Sitti kembali, hanya/untuk melihat kisah cinta menyembunyikan dirinya. Akan tetapi, dengan faktor lain, seperti posisi perempuan dalam kekuasaan lelaki, justru persilangan faktor ini mengakibatkan orang bersedih atau terharu. Walaupun Siti tetap berusaha untuk tabah, yang ditandai dengan senyumnya tak mau jauh dari seluruh novel, pembacaan itu tidak mampu juga membendung kesedihan, tempat orang berganti diri dengan kesedihan. Larik selanjutnya mewakili bagaimana kisah cinta Sitti.

Bait kedua memperlihatkan pemakaian tanda simbolik, seperti kolonialisme dan sepatu dalam dinamika yang dihadapi oleh Sitti. Dan hal ini pun kemudian ditanggapi oleh aku lirik bahwa pada umumnya perempuan, tidak hanya pada diri Sitti saja, adalah sebuah subjek sekaligus objek yang mengalami kesedihan dan keterjepitan. Tetapi, aku telah jadi/perempuan. Sitti. Aku telah jadi perempuan di seluruh/novel yang sedih. Ini

53