Halaman:Puisi Afrizal Malna; Kajian Semiotika.pdf/13

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persoalan bahasa puisi menempati kedudukan tersendiri jika dibandingkan dengan pemakaian bahasa dalam prosa. Sang penyair dengan keistimewaan yang dimilikinya, yaitu dengan apa yang disebut dengan poetics license, dapat menggunakan kebebasannya menjelajahi dunia kata hingga melampaui kejelasan. Ini mungkin disebut dengan kegelapan sebuah puisi. Bahkan, dengan mengelak mematuhi regularitas gramatikal dalam sebuah kalimat, seorang penyair bisa dikatakan bersembunyi di balik bahasa. Kadangkala bahasa puisi memang bisa ditangkap oleh pembacanya, seperti puisi pamflet dari Rendra. Namun, banyak juga bahasa puisi yang kurang komunikatif dengan para pembacanya.

Ketika seorang penyair menemukan gayanya tersendiri, Ia pun disebut sebagai penyair yang menempatkan diri dalam identitas dan keunikan puisi yang sifatnya tertentu. Tentu saja, Penemuan itu bukan berasal dari ruang hampa. Ada pengaruh yang secara intelektual memberi warna, gaya, tema, dan pandangan dari pemikirannya.

1