Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/769

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Gubernur Djepang lalu mengangkat seorang Kepala Kantor Pendidikan, jaitu seorang bangsa Djepang pula. Perubahan jang mendadak ialah pembebasan wang sekolah.

Batas pengadjaran atau leerplan diubahnja. Dalamnja dimasukkannja peladjaran bahasa Nippon, bernjanji lagu-lagu Nippon, berbaris dan bersenam tjara militer.

Mulai dari kelas 1, murid-murid beladjar membatja dan menulis huruf Katakana. Supaja peladjaran-peladjaran itu dapat diberikan dengan lantjar, maka tiap-tiap petang guru-guru diharuskan pula beladjar pada guru-guru bangsa Djepang jang sengadja disediakan.

Dilarang benar-benar mengadjarkan sedjarah. Dalam matapeladjaran ilmu bumi hanja Indonesia dan Keradjaan Nippon sadja jang boleh diadjarkan.

Tiap-tiap sekolah mendapat berdera ,,matahari", jang harus dihormati setiap pagi dengan upatjara, sebelum murid-murid masuk kedalam sekolah.

Oleh sebab guru-guru dan murid-murid selalu sibuk dengan peladjaran-peladjaran jang asing itu, lagi pula penghidupan guru-guru tak dapat lagi dikatakan ,,teratur" karena desakan-desakan ekonomis, maka keadaan pengadjaran disekolah-sekolah mendjadi mundur.


DIZAMAN INDONESIA MERDEKA


Demikianlah dari sedjarah pendidikan dan pengadjaran ditanah-air kita, chususnja di Sumatera Utara, selama pendudukan balatentera Djepang itu tiadalah sesuatu jang dapat dikemukakan sebagai buah kemadjuan, malah kemunduran-kemunduran djua , hingga terbitlah fadjar kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Akan tetapi Proklamasi Kemerdekaan jang segera ditentang oleh kedatangan Belanda jang kembali hendak mendjadjah, tiada pula dapat membukakan kita peluang jang langsung untuk memulihkan dan memperbaiki kembali kemunduran-kemunduran dilapangan pendidikan dan pengadjaran akibat tindakan -tindakan fascisme Djepang itu.

Pertahanan total rakjat meminta tenaga pula dari segenap lapisan dan kalangan untuk membela Proklamasi dari serangan-serangan agressi Belanda.

Malah didaerah Atjeh jang garis pertahanannja tiada tertembusi oleh agressor itupun, sekolah-sekolah tiada dibuka, berhubung dengan banjaknja guru-guru jang memasuki lasjkar-lasjkar rakjat. Demikian pula keadaannja di Sumatera Timur dan Tapanuli, jaitu ditempat-tempat pat jang berdekatan dengan daerah-daerah jang diduduki oleh tentera Sekutu dan kemudian oleh Belanda.

Akan tetapi didaerah Sumatera Timur, dimana kemudian didirikan Negara Sumatera Timur dengan sokongan Belanda jang telah dapat menduduki sebahagian besar daerah residensi Sumatera Timur lama, segera dipulihkan kembali sekolah-sekolah, mulai dari tingkatan rendah sampai tingkatan landjutan, jaitu menurut dasar jang telan berlaku semasa pemerintahan kolonial dahulu.

747