Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/72

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Oleh karena itu, maka kami harap djanganlah kedjahatan itu terbit dari pada kita :

  1. Djangan membakar rumah walaupun siapa punja.
  2. Djangan mengambil harta orang, walaupun jang tiada berharga.
  3. Segala orang jang ditangkap mesti diperlakukan dengan baik.
  4. Djangan sekali-kali memukul musuh jang sudah ditawan karena Allah tiada akan menolong orang-orang jang kedjam dan tiada menerima do'a mereka.


Sekianlah !"

(MARKAS BESAR RAKJAT UMUM) .


Setelah menerima amanat-amanat jang serupa ini maka barulah barisan rakjat menjerbu untuk menghantjurkan pengchianat - pengchianat itu dengan tekad jang teguh : menang atau gugur sebagai korban perdjuangan untuk kemerdekaan bangsa dan tanah air.


Pada tanggal 8 Djanuari 1946 Markas Umum Tentera Daerah Atjeh jang memimpin T. K. R. Daerah Atjeh bersama- sama dengan Pemerintah Daerah Atjeh memberi ultimatum kepada Markas Uleebalang di Lammeule. Peringatan terachir ini berbunji sebagai berikut :


  ,,Dengan ini diberi tahukan kepada golongan jang berpusat di   Lammeulo dan tempat-tempat jang lain jang memegang sendjata   dan mengadakan perlawanan terhadap rakjat umum, supaja   menjerah dan menghentikan perlawanannja, mulai pukul 12 siang   hari Kemis tanggal 10 Djanuari 1946. Kalau tidak mau menjerah   dan memperhentikan perlawanannja maka mereka itu akan   ditundukkan dengan kekerasan” .


Atas nama Markas Umum Daerah Atjeh,

(Ketua)

Kol. SJAMAUN GAHARU


Atas nama Pemerintah R. I. Daerah Atjeh.

(Wk. Residen )

T. P. P. MOHAMMAD ALI


Ultimatum ini sama sekali tidak diatjuhkan oleh Markas Uleebalang bahkan ternjata makin menambah keganasan mereka.


Pertempuran-pertempuran hebat antara pihak rakjat dengan pihak pengchianat bangsa itu segera terdjadi daerah kabupaten Pidië, Meuredu, Loeengputu, Beureunoeen, Lammeulo, Keumala, dan lain-lain. Oleh karena kaum pengchianat tiada mendapat bantuan rakjat achirnja walaupun dengan sendjata jang serba kurang tetapi karena mendapat bantuan jang sebesar-besarnja dari segenap lapisan rakjat diseluruh Atjeh, Markas Besar Rakjat Umum telah dapat mematahkan tenaga pengchianat itu dengan merebut Markas Besar mereka jaitu kota Lammeulo pada tanggal 13 Djanuari 1946.


Setelah kota Lammeulo diduduki Markas Besar Rakjat Umum mengeluarkan pengumuman sebagai berikut :

70