Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/718

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

PENGEMBALIAN PEDJUANG KEDALAM MASJARAKAT.

Pada waktu akan berachirnja tahun 1951, chususnja dibeberapa kabupaten bekas daerah Sumatera Timur, memuntjaklah kegiatankegiatan bersendjata dari bermatjam-matjam gerombolan. Gangguangangguan itu tidaklah terbatas pada perampokan-perampokan, pentjulikan sadja, akan tetapi sampai kepada pembakaran kampung-kampung, pentjegatan motor bus dan tindakan-tindakan lain jang diluar batas peri kemanusiaan.


Sabagai akibatnja timbullah lagi pengungsian-pengungsian penduduk terutama dari desa-desa jang selalu terantjam itu ke-kota-kota jang agak aman dengan terpaksa meninggalkan segenap usahanja dikampung. Dalam hal ini alat-alat keamanan negara walau dengan bantuan rakjat tidak terlalu berhasil dalam usahanja mengadakan gerakan-gerakan pembersihan terhadap gerombolan-gerombolan liar tersebut.


Ada beberapa hal jang kemudian dapat diketahui, jakni gerombolan berdjumlah ratusan tersusun dalam ber-matjam organisasi dan terdiri pada umumnja dari bekas-bekas demobilisan tentera, ex lasjkar dan pedjuang-pedjuang gerilja dulu. Mereka tak merasa puas dengan hasil kemerdekaan jang telah diperdapat sampai sekarang, tidak puas pada tindakan-tindakan Pemerintah terhadap diri mereka dan belum dapat menjesuaikan diri kepada masjarakat dan negara hukum. Disamping itu ada djuga terlihat tanda-tanda kriminaliteit jang disebabkan karena hanja mementingkan kedirian, tanda-tanda kerusakan achlak akibat kedjadian-kedjadian jang lalu.


Akan tetapi Pemerintah nasional kita masih tetap berdiri diatas semasa keadaan jang bersimpang siur itu dan dengan tidak djemu-djemunja menjusun segala kekuasaan jang ada padanja untuk mengembalikan tata tenteram itu ditengah masjarakat.


Demikianlah dengan bekerdjasama dengan beberapa djawatan lain jang erat hubungan tugasnja pada soal-soal keamanan, diambillah inisiatif baru disamping mempergiat tindakan-tindakan militer, untuk mengadakan hubungan-hubungan tertentu dengan pemimpin-pemimpin gerombolan tersebut, agar mereka suka menjerah dan disalurkan kembali kedalam masjarakat menurut bakat-bakat kesanggupannja masing-masing sebagai warga-warga jang bertanggung djawab.


Setelah menempuh ber-matjam-matjam djalan dan menghadapi berupa-rupa kesulitan technis, pada bulan Maret 1952 mulailah nampak, bahwa usaha-usaha Pemerintah akan berhasil.


Rombongan pertama ex pedjuang jang tersusun dalam organisasi B.R.R.I. dan bergerak disekitar kabupaten Deli/Serdang, berdjumlah 304 orang menjerahlah pada Pemerintah dengan segala sendjatanja. Rombongan pertama ini ditampung sementara sebelum disalurkan di Rumah Perawatan Sosial Pungai, diawasi oleh kesatuan-kesatuan mobiel.


Bahwa tjampurtangan Djawatan Sosial dalam hal ini, dilakukan dengan hati ber-debar-debar, tentulah dapat dimengerti kalau di-ingat

695