Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/681

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN MASJARAKAT.


A. PER BURUHAN.

1. PERSOALAN JANG DIHADAPI.
Sumatera Utara adalah salah satu propinsi Indonesia jang sesudah penjerahan kedaulatan banjak melahirkan {sic|masaalah-masaalah|masalah-masalah}} perburuhan. Ini tidak mengherankan, bila dapat dipahami, bahwa dipropinsi inilah, chususnja didaerah Sumatera Timur, banjak terdapat pertemuan modal asing dengan tenaga buruh bangsa kita. Sebab disatu pihak keinsjafan untuk menghargai diri sendiri sudah mendjalar hidup meratai kaum buruh kita, sedjadjar dengan kesedaran {sic|njsional|nasional}}, sedang dipihak lainnja kaum modal jang dengan sedapat-dapatnja memelihara aspek-aspek keekonomiannja jang bersumber dari sedjarah lampaulja, maka mudahlah timbul pergeseran-pergeseran jang terkadang meletuskan pergolakan, dengan tidak djarang pengaruh akibat-akibatnja melampau djauh dari batas-batas kepentingan kedua belah pihak itu.

Sedjak sebelum perang dunia pertama pengusaha- pengusaha bangsa Eropah telah mempunjai modal jang besar-besar didaerah ini, terutama karena keadaan tanah jang amat baik untuk perkebunan-perkebunan getah, tembakau dan lain-lain. Disamping itu sumber minjak jang terdapat di Pangkalan Brandan mendjadi sasaran eksploitasi jang tersendiri pula dari B.P.M.

Pengusaha-pengusaha modal asing itu selain mempunjai pabrik-pabrik penting untuk pembersihkan bahan-bahan mentah jang dihasilkannja, sudah barang tentu pula memerlukan objek-objek bagi penjalurkan hasil-hasil itu sebagai mata perdagangan keluar negeri (eksport). Dengan demikian timbullah kepentingan pengangkutan dan pelabuhan.

Sebagai satu-satunja perusahaan pengangkutan kereta api di Sumatera Timur, terdapat — djuga kepunjaan modal asing partikelir ― D.S.M.

Pelabuhan Belawan, dengan semakin madjunja perusahaan-perusahaan perkebunan di Sumatera Timur ini, merupakanlah pelabuhan jang amat penting, ditilik dari lalu-lintas perdagangan, sehingga kegiatan pelabuhan jang sebelum itu terdapat di Telukbajur (Sumatera Barat) achirnja beralih dengan pasti ke Belawan. Dengan perpindahan kegiatan ini, kedudukan-kedudukan Tandjungbalai, Labuhanbilik dan Sabang semakin berarti pula sebagai pelabuhan tambahan. Sebaliknja disebelah Barat masih tetap berarti kedudukan-kedudukan Sibolga, Meulaboh dan beberapa buah pelabuhan-pelabuhan ketjil dipulau Nias.

Diluar pulau Djawa, Sumatera Timurlah dengan Medan sebagai pusatnja merupakan daerah jang terbanjak didiami oleh bangsa asing jang berkepentingan dengan penanaman-penanaman modalnja itu. Bukan

659