Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/663

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

MENUDJU INDUSTRIALISASI.

Sedjarah ringkas pertumbuhannja.

Sebelum petjah perang dunia kedua, diwaktu Indonesia masih dalam alam pendjadjahan Belanda, usaha-usaha perindustrian bangsa Indonesia hampir tidak dihiraukan orang. Rakjat ketiadaan modal dan keahlian serta pemerintah Belanda tidak menaruh perhatian terhadap usaha memperkembang perindustrian dalam negeri. Sesuai dengan politik kemakmuran Belanda, barang-barang jang dihadjati oleh rakjat dimasukkan dari luar negeri. Politik jang dipakai ialah politik export, untuk memeras kekajaan Indonesia sebesar-besarnja. Mentjapai keperluan hidup rakjat tidak mendjadi tudjuan.
Didalam usaha-usaha perindustrian jang tidak berarti itu, bahagian bangsa Indonesia hanja ketjil sekali, apalagi dalam lapangan perusahaan jang perkembangannja dibatasi, jang pada hakekatnja berarti membatasi terutama bagi pengusaha-pengusaha bangsa Indonesia. Sebagai tjontoh, sebelum perang semua perusahaan remilling karet adalah ditangan bangsa asing, tiada satupun kepunjaan bangsa Indonesia.
Setelah balatentera Djepang mengindjakkan kakinja di Indonesia, barang-barang djadi murah dan banjak dilemparkan kepasaran dari barang-barang persediaan jang ada dalam gudang-gudang Belanda. Barang-barang ini diboroskan oleh pemerintah Djepang dengan djandji-djandji bahwa tidak lama lagi Indonesia akan dibandjiri oleh barang-barang jang murah dari Djepang. Usaha-usaha kearah menghasilkan sendiri keperluan-keperluan rakjat tidak dipikirkan. Barang-barang jang didjandjikan tidak datang. Sementara persediaan-persediaan telah habis. Pemerintah pertadbiran militer Djepang terpaksa membeli barang-barang tadi kembali dengan harga jang kian lama kian tidak diperhitungkan. Uang ditjetak sebanjak-banjaknja dan dengan mudah sadja dihambur-hamburkan dikalangan masjarakat. Dalam keadaan persediaan jang merosot tjepat ini, nasib rakjat amat menjedihkan. Kain poplin mendjadi belatju, dari belatju turun kegoni, dan achirnja muntjullah badju kulit kaju (terap). Bahan makananpun demikian halnja. Karena benang pendjahit tidak ada, dipakainja serat pisang dan nenas. Bedak diperbuat dari tanah putih. Hadjat jang sangat terhadap barang-barang jang mendjadi keperluan hidup sehari-hari ini merupakan tekanan jang mendorong rakjat supaja memutar otaknja mengadakan pendapatan-pendapatan baru dengan mempergunakan bahan-bahan dan alat-alat jang ada.
Pengalaman-pengalaman jang pahit semasa Djepang ini meninggalkan akibat jang baik, jaitu tumbuhnja bibit jang subur untuk berusaha sendiri, mentjari keperluan hidup, mengadakan barang-barang jang tadinja tidak terpikir oleh rakjat banjak. Otak djadi terbuka dan sifat malas diwaktu jang silam itu lenjap dengan tjepatnja.
Kegiatan-kegiatan memperkembang usaha-usaha industri telah semakin meningkat disa'at peperangan sudah berachir Mesin-mesin, alat-alat tambal-tambalan bekerdja sekuat tenaganja jang terbatas sampai


641