Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/653

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

pulau, baik dari fihak Indonesia, maupun dari fihak Asing. Daftar dibawah ini diberikutkan untuk memberikan gambaran seperlunja:

Tahun 1951: S. Utara: Diberikan pengakuan kepada pedagang:


Selama tribulan. S. Timur Indonesia Asing Atjeh Indonesia Asing Tapanuli Indonesia Asing

I 35 11
II 73 62 69 36 7 23
III 4 3 3
IV 1 7 7 5 14

Sesudah perdagangan antara pulau ini teratur dan normaal kembali (terutama sedjak gula pasir dilepaskan dari sistim allokasi pada bulan Djuni), maka perhatian pedagang Indonesia dilapangan ini mendjadi dingin.

Hanja sebagian ketjil jang tetap memelihara dagang antara pulau ini. Kebanjakan pengakuan jang telah diberikan tidak dipergunakan lagi, terutama di Atjeh.

Di Tapanuli pedagang antara pulau mempergunakan pengakuannja djuga untuk mengirim kemenjan ke Djawa.

Sedjak pemasukan barang-barang dari Djawa tidak begitu beruntung lagi, maka djuga di Tapanuli kebanjakan pedagang-pedagang jang telah diberikan pengakuan tidak actief lagi dilapangan dagang Interinsulair (djuga dikalangan Asing) sehingga pada achir tahun pengakuan jang masih berlaku disana hanja 5 perusahaan Indonesia dan 14 bangsa Asing.

Pelajaran rakjat disebelah Timur S. Utara.

Menurut letaknja Semenanjung Melaka dengan kota-kota pelabuhannja disebelah Timur dari pantai S. Utara dan banjaknja hasil-hasil dari S. Utara jang diperdagangkan ke Malaya dan Singapura, tentulah dapat diharapkan adanja pelajaran rakjat antara tempat-tempat dipantai Timur S. Utara jang berlajar pulang balik di Selat Melaka. Tetapi ini tidak ada ataupun hanja kapal-kapal ketjil bermotor dari perusahaan Tionghoa jang ada berlajar di Selat Melaka. Perhatian pengusaha-pengusaha Indonesia jang bermodal untuk memperdjuangkan adanja pelajaran Nasional antara tempat-tempat di Melaka dengan S. Utara tidak ada jang bersungguh-sungguh. Djuga pelajaran pantai Lho'Seumawe ke Belawan atau pun dari Belawan ke Tandjung Balai dan dari Tandjung Balai ke Bg. Siapi-api , tidak seberapa dilakukan oleh rakjat pelajaran.

Ini disebabkan adanja djalan raja dan djalan kereta-api jang membudjur dari K. Radja sampai T. Balai. Dengan adanja angkutan darat jang lebih tjepat ini , maka kemungkinan akan hidupnja perusahaan pelajaran pantai antara tempat-tempat jang ada dari T. Balai sampai K. Radja hanja terbatas sekali.

631