Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/606

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
Untuk 1950: Bibit sajur-sajur dari Tiongkok 501 kg.
"" dari Eropah: buat
saudagar bibit 3828.5 "
Buat Djawatan 90 "
__________
    Djumlah 4419.5 kg.
Untuk 1951: Bibit sajur-sajur dari Tiongkok/Japan 866. kg.
"" dari Eropah untuk
buat saudagar bibit 2322.74 "
Buat Djawatan 116.95"
__________
    Djumlah 3303.69 kg.

2. Luas penanaman sajur-majur.

Sebagaimana telah disebutkan, penanaman sajuran pada mulanja dimaksud untuk kebutuhan sendiri jang luasnja ta' dapat ditentukan. Tetapi jang terpenting ialah penanaman sajuran jang perkebunannja dilakukan setjara intensief. Buat Sumatera Timur pada tanah berhawa panas jang panas jang diusahakan orang Tionghoa ditaksir ± 250-300 ha, jang bibitnja didatangkan dari Tiongkok dan sebahagian diperoleh mereka dari tanaman sendiri.

Luas penanaman sajur-sajur di tanah Karo dan Simelungun jang hasilnja djuga disediakan untuk export adalah 1447 ha (tahun 1951).

Di Tapanuli luas penanaman sajur-majur berkurang dibandingkan dengan keadaan sebelum perang karena djalan-djalan perhubungan belum baik semuanja. Luas penanaman ini ditanah Batak boleh disebut kira-kira serupa dengan Tanah Karo ja'ni ± 1500 ha. setahun. Sebahagian penghasilannja di-export keluar dengan melalui Belawan.

Luas penanaman sajur- sajur di Atjeh waktu ini ± 500 — 800 ha., ja'ni untuk konsumsi dalam negeri sadja. Sebelum perang di Takengon dihasilkan 2500 ton sajur setahun dan dari hasil ini di-export keluar negeri 2000 ton setahun.

Luas penanaman sajuran di Sumatera Utara dapat dilipat-gandakan lagi bila djalan-djalan kedaerah-daerah kebun sajur telah baik semuanja, dan djika penduduk telah lebih banjak mengetahui tentang chasiatnja sajur-sajur bagi kesehatan.

3. Perniagaan sajur-majur.

Pusat perniagaan sajur-majur jang terpenting di Sumatera Utara, ialah di pegunungan di Kabandjahe dan Brastagi untuk Tanah Karo, dan Seribu Dolok untuk Simelungun (sebahagian besar dari hasil-hasil sajur-sajuran dari Simelungun didjual pula Pematang Siantar dan Medan.

Pemasukan dan harga sajur-majur di Kabandjahe dan Brastagi adalah seperti berikut

Pada tahun 1950: 1934.4 ton dengan harga Rp. 1.594.700,—

    1951: 2406.3 ton dengan harga Rp. 2.042.755,—

584