- d. Menindjau kembali surat izin kilang remilling jang telah dikeluarkan dan sampai sekarang belum didjalankan (didirikan).
- e. Menindjau kembali surat izin kilang remilling jang telah diberikan kepada dan atas nama Indonesia tetapi diusahakan dan dimodali bangsa asing.
- f. Membatasi/melarang mendirikan rumah asap dagang dengan memakai modal asing.
- g. Memberikan premie kepada pengusaha-pengusaha kilang-kilang dan rumah asap kampung jang memperbuat smoked-sheet bermutu I dan II dalam djangka waktu jang tertentu.
- e. Usaha-usaha dalam soal perniagaan dan export karet rakjat.
- f. Industri.
PERTANIAN.
I. Keadaan pertanian.
Sedjak masa sebelum perang Sumatera Utara dikenal sebagai daerah jang tidak tjukup menghasilkan bahan makanan untuk kebutuhan sendiri. Hal ini terus berlangsung sampai pada masa sesudah habis perang. Diwaktu import beras boleh dikatakan terhenti seluruhnja, sangat terasa akibat kekurangan beras ini, sehingga rakjat tani jang menghasilkan beraspun terpaksa mentjampur makanannja dengan bahan-bahan lain seperti djagung, ubi dan katjang . Dari ketiga daerah dalam Propinsi Sumatera Utara hanjalah Atjeh jang dapat menghasilkan kebutuhan sendiri malahan dapat mengeluarkan beras ke Sumatera Timur, sedang Daerah Tapanuli dan Sumatera Timur memerlukan beras dari luar. Import beras ke Sumatera Timur dalam tahun-tahun sebelum perang menundjukkan angka-angka sbb.
tahun | Dari luar Negeri (Ton) | Dari Jawa (Ton) | Djumlah (Ton) |
---|---|---|---|
1934 | 133.628 | 4.285 | 137.913 |
1935 | 144.369 | 8.319 | 152.686 |
1936 | 104.971 | 48.562 | 153,522 |
1937 | 87.627 | 84.923 | 172.550 |
1938 | 170.636 | 10.088 | 180.724 |
1939 | 144,579 | 66.026 | 210.605 |
1940 | 33.122 | 67.158 | 99.280 |
1941 s/d Nopember | 56.400 |
566