Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/457

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

SUMPAH GUBERNUR SUMATERA UTARA.

Gubernur Abdul Hakim bersumpah:
„Demi Allah! Saja bersumpah!
Bahwa saja, untuk mendapat djabatan atau pekerdjaan saja ini, baik langsung maupun tidak langsung, dengan rupa atau kedok apapun djuga, tidak memberi atau menjanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun djuga;
Bahwa saja akan setia dan ta'at kepada Negara Republik Indonesia;
Bahwa saja akan memegang rahasia sesuatu jang menurut sifatnja atau menurut perintah harus saja rahasiakan;
Bahwa saja tidak akan menerima hadiah atau suatu pemberian berupa apa sadja dari siapapun djuga, jang saja tahu atau patut dapat mengira bahwa ia mempunjai hal jang bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan djabatan atau pekerdjaan saja;
Bahwa dalam mendjalankan djabatan atau pekerdjaan saja, saja senantiasa akan lebih mementingkan kepentingan Negara dari pada kepentingan saja sendiri seseorang atau golongan ;
Bahwa saja senantiasa akan mendjundjung tinggi kehormatan Negara, Pemerintah dan pegawai Negeri ;
Bahwa saja akan bekerdja dengan djudjur, tjermat, dan semangat untuk kepentingan Negara".

SARIMIN REKSODIHARDJO.

Sarimin Reksodihardjo ketika menjerahkan pimpinan pemerintahan berkata: „Pada saat ini tibalah saat berachirnja tugas jang ditimpakan kepada kami; pada saat ini ingin kami menoleh kebelakang sekedar menindjau selajang pandang apa-apa jang telah terdjadi dimasa itu, apaapa jang sudah kami kerdjakan dan apa pula dari hasil pekerdjaan kami. Hati kami diliputi oleh dua matjam perasaan, jaitu perasaan jang satu sama lainnja mempunjai sifat jang bertentangan. Pertama ketjewa dan kurang puas kami atas tjaranja kami bekerdja jang masih djauh kurang sempurna. Dan ketjewa pula dengan tidak tertjapainja hasil sebagai jang dikira-kirakan semula, demikian pula dengan keinsjafan akan kekurangan kami sendiri.
Kami tidak mengerti dengan kritik-kritik jang ditimpakan pada kami, jang meskipun demikian telah kami terima dengan tulus ichlas dan kami merasa sajang, bahwa kritik-kritik itu terkadang-kadang bersifat tidak adil. Sebab ada kalanja kami tidak dapat melepaskan diri dengan kritik-kritik jang ditimpakan itu karena tidak puasnja atau tidak terkabulnja kehendak segolongan untuk golongannja sendiri.
Disamping itu kami merasa puas dan sjukur kepada Jang Maha Esa, dengan kegembiraan didalam hati kami, bahwa Pemerintah telah menundjukkan suatu sikap tegas".


435