Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/424

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
Akibatnja: 1. dibanteras setjara liar, walaupun ketenteraman terganggu.
2. dibiarkan sadja, tapi anak-anaknja tidak disekolahkan, lebih-lebih anak-anak perempuan, kemunduran sebesarbesarnja.


SEDJARAHNJA.

Dari segi politik dikemukakan bahwa Rakjat Atjeh telah semendjak berabad-abad terikat satu oleh suatu pemerintah, oleh bahasa, agama, resam kanun, senibudaja, ekonomi, politik.

Zaman Belandapun tergolong dalam satu Gubernemen, achirnja Residensi. Djepangpun memusatkan pemerintahannja untuk Atjeh di Kutaradja.

Masa merdeka dalam revolusi, agressi, tetap satu. Mula-mula bernama Residensi, kemudian bernama Propinsi Sumatera Utara, tapi puntjak Pemerintah tetap di Kutaradja, djadi Atjeh masih satu, tidak petjah-petjah. Ia telah bersatu bersama-sama menentang Belanda.

Atjeh sudah mendjadi satu rumah tangga jang bulat dan kuat, sebagai satu keluarga jang bersedjarah semendjak Atjeh mempunjai sultanaat sendiri.

Segala pertjobaan pendjadjahan dari bangsa apapun dapat diusir dari daerah Atjeh atas nama persatuan sekeluarga dan serumah tangga. Bagi ahli sedjarah tentu sadja hal ini tidak asing lagi.

Setelah Sultan Iskandar Muda mangkat, maka Atjeh dapat dipetjahpetjahkan atas beberapa bahagian jaitu Atjeh (dimaksud dengan Kutaradja), Pidie, Pase, Gajo, Tamiang dan lain-lain. Masa inilah Atjeh lemah kembali dan kekuasaan Sultanpun tak sanggup menguasai lagi. Waktu itu terbitlah pertentangan- pertentangan terhadap kekuasaan Sultan, jang digerakkan oleh Wakil-wakil dan pegawai-pegawai tinggi dari Sultan sendiri.

Setelah pertentangan ini tak sanggup diatasi oleh Sultan, bahkan dengan sendjata sekalipun, maka timbullah kekuasaan-kekuasaan jang berpetjah- petjah didalam satu rumah tangga Atjeh tadi.

Dengan sebab itu timbullah perang saudara, rakjat dengan rakjat dibawah pimpinan pegawai2 tinggi Sultan tadi, umpamanja:

  1. Penjerangan Uleebalang Peusangan atas kekuasaan Uleebalang Meureudu.
  2. Penjerangan Uleebalang Pidie atas daerah kekuasaan Uleebalang Keumangan.
  3. Penjerangan Pidie atas beberapa daerah-daerah ketjil lainnja.
  4. Penjerangan Samalanga atas kekuasaan Uleebalang Lho' Seumawe di Uleegle.
  5. Dan lain-lain lagi.

Setelah mereka ini masing-masing merasa dirinja kuat mulailah bertentangan dengan Sultan. Waktu itu Belanda-pun tjoba-tjoba men-


402