Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/329

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

India djuga mengalami kesulitan-kesulitan didalam negerinja Hyderabad, karena banjak penduduknja beragama Hindu, tetapi radjanja (Nizam) beragama Islam, ia mesti masuk India, tetapi Kashmir jang hanja Maharadjanja Hindu, dan penduduknja Islam, djuga harus masuk India, kata India.

Begitu pula Birma dengan suku Karen masih dalam pertentangan. Apakah dapat Birma menolong Indonesia? Terhadap bangsa Belanda: Mereka berkepentingan disini dan kita harus terima mereka disini tapi djangan sampai menghendaki keadaan seperti sebelum perang.

Bangsa Indonesia dari tanggal 8 Desember 1941 berlainan geestnja dengan bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.

Djepang bilang: „Individualisme tidak bagus, tjiptaan Belanda”, „aku-aku, daku, aku aku”. Akan tetapi individualisme perlu, asal djangan sampai djadi egoisme. Karena geest itu harus dipimpin sehingga geest jang baru itu dapat dipergunakan dan dialirkan dalam satu bedding. Dengan demikian toekomst bangsa Belanda di Indonesia ini dapat memuaskan adanja untuk kedua belah pihak. Tetapi dengan tjuriga samenwerking tidak mungkin. Djangan Belanda mengatakan kita bekerdja sama, tapi tjuriga didalam hati.

Jang perlu ialah vertrouwen, vertrouwen en nogmaals vertrouwen. Ini mendjadi dasar utama dari kerdja-sama.

Djangan katakan „kami tjurigai”, lebih baik katakan:

„Kerdjakanlah dan kami pertjaja padamu”.

„Ik geef U het volste vertrouwen”.

Djanganlah ada mieren moraal. Djangan katakan: „Saja terpenting karena keturunan kaja, karena bangsa dan karena kepandaian”. Mieren moraal mesti dibuangkan. Djangan bekerdja dalam groep besar tapi geest tinggal dalam lingkungan ketjil. Kalau masih ada lagi ini, maka kita akan kandas dalam bekerdja sama. Orang ada mengatakan: „Sumatera pulau harapan”, djanganlah hendaknja „Sumatera” mendjadi „Sumatera pulau harimau, atau Harimau Liar sebab kemerdekaan asli ialah „ware vrijheid die luistert naar de wetten”.

Djanganlah Sumatera mendjadi sasaran dan mendjadi sarapan untuk mereka singgah sehingga kita, orang Sumatera sendiri, kesasaran dan kelaparan.

Oleh karena itu, hendaknja:

Sumatera merupakan satu persatuan dalam Indonesia Serikat dengan mempunjai autonomie luas untuk Sumatera dan mempunjai zeggingschap dalam pernjataan Indonesia Serikat dengan berdasarkan gelijkheid en gelijk-gerechtigheid serta menerima kerdja-sama dengan bangsa asing, asal dalam ini nationale zaak bangsa Indonesia jang mendjadikan patokan jang menentukan (doorslaggevend factor).

Inilah pemandangan Tapanuli Selatan Tuan Ketua.

Terima kasih.

307