Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/32

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Aneta itu mengatakan bahwa: Pemerintah SUKARNO-HATTA telah bubar dan SUKARNO-HATTA sekarang dikawal oleh polisi rahasia Belanda.


Berita ini menggemparkan masjarakat, dan Barisan Pemuda Indonesia langsung bertindak mengatasi dan menghadapi propokasi musuh dengan berbagai matjam tjara dan ichtiar. Mohd, Said ditangkap oleh Barisan Pemuda Indonesia untuk memberikan pertanggungan djawabnja tentang maksudnja memuat berita jang berasal dari kantor berita Belanda itu.


Pada tanggal 30 September 1945 berlangsung pertemuan oleh pemuda dan pemimpin-pemimpin rakjat di Taman Siswa Djalan Amplas Medan. Mohd. Said meng-ikrarkan dengan sumpah dihadapan para pemuda tidak lagi akan mengulangi memuat berita-berita jang bersumber dari pihak Belanda jang merupakan propokasi terhadap proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia.


Atas desakan pemuda jang meluap, maka Mr. Teuku Mohammad Hassan mengumumkan pada rapat jang bersemangat itu bahwa:


SUKARNO-HATTA atas nama bangsa Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia.


Pemimpin-pemimpin rakjat dan angkatan muda meng-ikrarkan tekad bersama untuk terus menegakkan pernjataan proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia.


Sesudah rapat jang bergelora di Taman Siswa Djalan Amplas pada tanggal 30 September 1945 itu, maka kegiatan pemuda semangkin hebat dan meluas.


Organisasi-organisasi perdjuangan dibangunkan misalnja "Kebaktian" jang bermarkas di Djalan Ardjuna, "Barisan Keamanan Rakjat" jang bermarkas di Djalan Kanton.


Siaran-siaran jang merupakan pamflet-pamflet atau tulisan-tulisan dan sembojan-sembojan jang menuntut kemerdekaan, demokrasi dan keadilan, menentang pendjadjahan, penghisapan dan persewenangan bertambah-tambah luas. Dimana-mana, digerbong kereta api, dioto, didinding-dinding gedong, ditempat-tempat umum, dibarang-barang tjetakan, tulisan jang membakar semangat itu dapat dibatja.


Pada 3 Oktober 1945, Gubernur Sumatera Mr. Teuku Mohammad Hassan dapatlah menjatakan bahwa: Pemerintahan Negara Republik Indonesia mulai dengan resmi didjalankan dipulau Sumatera, dengan pengangkatan Residen-residen seluruh Sumatera dan staf Gubernur dengan mempergunakan kekuasaan jang diberikan oleh Presiden Negara Republik Indonesia.


Pada hari Kemis tanggal 4 Oktober 1945 setelah mengatasi beberapa halangan dari fihak Djepang berlangsunglah pengibaran bendera kemerdekaan nasional dilapangan Esplanade Medan.


Sang Merah Putih berkibar dengan megahnja dipuntjak tiang dari kantor-kantor instansi Pemerintahan jang baru direbut dari Djepang.


Wali Kota Mr. Luat Siregar memindahkan Kantor Kota Medan

30