Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/178

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Dalam keadaan begini, Ketua Komisariat Pemerintah Pusat Mr. Teuku M. Hassan dan Panglima Tentera Territorium Sumatera Djenderal Major Suhardjo Hardjowardjojo sampai di Padangsidempuan.

Pada waktu Ketua Komisariat Pemerintah Pusat dan P.T.T.S. sampai di Padangsidempuan, Brigade B telah sempat madju ke Sibolga, memasuki dan menguasai keadaan di Sibolga.

Brigade Banteng Negara mundur dari Sibolga, dan dengan mundurnja Brigade Banteng Negara dari Sibolga turut serta Residen Dr. F. Lumbantobing.

Wakil Residen Binanga Siregar dengan staf Pemerintahan Keresidenan Tapanuli lainnja tinggal di Sibolga.

Ketua Komisariat Pemerintah Pusat dan Panglima Tentera Territorium Sumatera meneruskan perdjalanannja ke Sibolga. Panglima Tentera Territorium Sumatera langsung berangkat ke Tarutung untuk mendjumpai Residen Dr. F. Lumbantobing, dan mengadakan pembitjaraan dengan pimpinan Brigade Banteng Negara di Tarutung.

Sehabis melakukan pembitjaraan di Tarutung, Panglima Tentera Territorium Sumatera kembali ke Sibolga.

Pada malamnja, Brigade Banteng Negara menjerang Sibolga sehingga menjebabkan Brigade B mengosongkan Sibolga dan mundur kearah Sidempuan.

Panglima Tentera Territorium Sumatera menjingkir melalui djalan laut dan mendarat di Pariaman untuk kembali ke Bukittinggi. Ketua Komisariat Pemerintah Pusat pada besok harinja melalui djalan darat kembali ke Bukittinggi.

Suasana di Tapanuli mendjadi teganglah, terutama antara Tapanuli Utara dengan Tapanuli Selatan. P.N.I. di Tapanuli Utara menjokong Brigade Banteng Negara. P.N.I. di Tapanuli Selatan berdiri dibelakang Brigade B. Perkindo di Tapanuli Utara menjokong Brigade Banteng Negara. Masjumi di Tapanuli Selatan menjokong Brigade B. Pada waktu Brigade Banteng Negara dari Sibolga terus madju ke Fadangsidempuan, akan tetapi dapat ditolak oleh Brigade B, Pemerintah Kabupaten di Padangsidempuan sudah bersiap- siap untuk mengungsi.

Dalam keadaan jang demikian ini, pada pertengahan Nopember 1948, Paduka Jang Mulia Wakil Presiden sampai di Padangsidempuan terus ke Sibolga dengan membawa serta Letnan Kolonel A. E. Kawilarang dan beberapa opsir lainnja.

Keadaan ketenteraan langsung diselesaikan oleh Wakil Presiden, dan dengan penjelesaian ini keadaan di Tapanuli dapat reda kembali dan Pemerintahan dapat didjalankan sebagaimana mestinja.

Daerah Tapanuli dan Sumatera Timur Selatan mendjadi Sub Territorium VII dari Komando Tentera Territorium Sumatera dibawah pimpinan Letnan Kolonel A. E. Kawilarang.

Penjempurnaan penjelesaian susunan Tentera Nasional Indonesia di Tapanuli dan Sumatera Timur Selatan tidak dapat berdjalan terus scbab pada tgl. 19 Desember 1948 Belanda telah melakukan pula agressi militernja jang kedua.

176