Kesatuan Legioen Penggempur jang dipimpin oleh Timur Pane mendjadi petjah. Sebahagian dari L.P. jang dipimpin oleh Radjin Simamora mengambil tempat disekitar Balige, terutama pada perbatasan antara Sumatera Timur dan Tapanuli. Bahagian lain, jang terbesar, mengambil tempat di Asahan dan Labuhan Batu , dengan markasnja di Gunung Melaju .
Bahagian kesatuan dari L.P. jang dipimpin oleh Radjin Simamora
terus-menerus melakukan tindakan liar disekitar Balige. Keadaan jang
ditimbulkan oleh Radjin Simamora dengan pasukannja mengganggu
dialannja Femerintahan di Balige, dan mengganggu ketenteraman pengungsi-pengungsi dan rakjat umumnja disana .
Oleh karena tindakan-tindakan ini , maka dari Markas Komando
Tentera Sumatera di Bukittinggi berangkat Djenderal Major Sutopo
dengan beberapa opsir tinggi lainnja pada bulan Oktober 1947 untuk
melakukan pemeriksaan dibahagian Tapanuli Utara.
Di Tarutung, Djenderal Major Sutopo melakukan perundingan
dengan kesimpulan terpaksa melakukan penangkapan terhadap beberapa
pemimpin-pemimpin dari kesatuan Legioen Penggempur. Kesatuan
Legioen Penggempur jang tadinja sebelum agressi Belanda di Pematang
Siantar telah resmi diakui oleh Komandemen Tentera Sumatera di
Prapat, oleh Djenderal Major Sutopo dibatalkan.
Keputusan untuk melakukan penangkapan itu botjor kepada jang
bersangkutan dikalangan Legioen Penggempur, sehingga kesatuan
Legioen Penggempur dibawah pimpinan Radjin Simamora bergerak dari
Balige menjerang ke Tarutung , jang menjebabkan Djenderal Major
Sutopo dengan rombongannja tergesa-gesa meninggalkan Tarutung dan
langsung berangkat kembali ke Bukittinggi.
Bahagian-bahagian dari Legioen Penggempur jang ada di Kabupaten
Asahan dan Kabupaten Labuhan Batu melutjuti barisan-barisan lainnja
jang ada di Asahan dan Labuhan Batu , termasuk Polisi, serta membubarkan bataljon dari Brigade XII dibawah pimpinan Kapten Sukardi
jang bertempat di Rantau Prapat. Seluruh Kabupaten Asahan dan
Kabupaten Labuhan Batu dikuasai oleh Legioen Penggempur. Bupati
Labuhan Batu Gosei Gautama dengan beberapa orang stafnja ditangkap
dan ditahan dimarkas L. P. di Gunung Melaju.
Dari Rantau Prapat L.P. bergerak menudju ke Padang Lawas, dan
bergerak menudju ke Sipirok , dan dapat menguasai Sipirok.
Kedudukan tempat Gubernur Militer Dr. Gindo Siregar di Padangsidempuan terantjam untuk dikuasai oleh L.P. dari Sipirok.
Brigade B jang dipimpin oleh Major Bedjo digerakkan dari Padangsidempuan dan dari Sibolga . Bahagian Brigade B dari Padangsidempuan
digerakkan menudju ke Sipirok dan ke Padang Lawas. Bahagian Brigade
B dari Sibolga digerakkan menudju ke Tarutung .
Terdjadilah pertempuran disekitar Sipirok, Gunung Tua, Langga
Pajung, Wingfoot, Rantau Prapat, Tarutung dan Balige.
Sipirok, Gunung Tua dan Balige silih-berganti dikuasai oleh Brigade B dan Legioen Penggempur.
170