Pada tanggal 18 Desember 1947, Instruktur Pesindo Daerah Sunatera mengumumkan :
a. Mulai tanggal pengumuman, segenap angkatan perang Ksatria
Pesindo seluruh Sumatera serentak turut mengambil bagian dalam
usaha pembentukan Tentera Nasional Indonesia setjara resmi.
b. Tentang penglaksanaan dalam praktek berkenaan dengan technik,
organisasi, administrasi dll. , dilaksanakan dengan saksama dan
bidjaksana atas dasar perundingan bersama diseluruh daerah-daerah
Keresidenan oleh pimpinan-pimpinan Dewan Daerah dengan penuh
setjepat
tanggung-djawab kepada Dewan Pusat dalam waktu
mungkin.
Sebagai langkah pertama menudju kearah pembentukan Tentera
Nasional Indonesia jang sebenar-benarnja, maka pada tanggal 1 Djanuari 1948 dibentuk satu dewan jang dinamakan Dewan Pimpinan TNI
sementara dengan ketua merangkap Kepala Staf Umum Letnan Kolonel tituler
Tengku Abd . Wahab. Wakilnja Kolonel S. Suryo Surarso.
Pada tanggal 14 Djanuari 1948 susunan Staf Dipisi X Tengku Tjhi'
di Tiro mengalami beberapa perobahan dan sebagai Kepala Dipisi baru
diangkat Kolonel Tjik Mat Rahmany.
Pada tanggal 17 Djanuari 1948 , dengan ketetapan Wakil Presiden,
Gubernur Muda Mr. S.M. Amin untuk sementara waktu dibebaskan dari
penglaksanaan kewadjibannja sebagai Gubernur Muda dan diberatkan
dengan pekerdjaan anggota Mahkamah Tentera Agung dengan pangkat
Djenderal Major tituler.
Pada tanggal 25 Djanuari 1948 , rombongan Delegasi Angkatan
Perang Republik Indonesia Sumatera Utara berangkat dari Telaga
Tudjuh ke Tandjung Pura dengan sebuah kapal Belanda untuk melangsungkan perundingan gentjatan sendjata. Rombongan ini terdiri dari
Kolonel R. Suryo Surarso, Letnan Kolonel M. Nazir dan Letnan II
Surjadi.
Pada tanggal 28 Djanuari 1948, pukul 15.35 sebuah kapal perang
Belanda merek Tidore berlabuh 38 meter dari pelabuhan Lho' Seumawe.
Penggeladahan dilakukan atas empat buah motorboot dan tongkang
jang sedang berlabuh. Pukul 16.25 kapal perang tersebut mengatjuhkan
mulut meriamnja kepantai sambil bergerak menudju ke Barat kirakira 200 meter dari pelabuhan . Pengawal kita jang sedjak tadi tinggal
diam tak sabar lagi dan terpaksa mempertahankan diri dengan melepaskan tembakan dua kali kearah kapal itu . Kapal tersebut mengundurkan
diri sambil melepaskan tembakan balasan dua kali pula. Setelah menukar haluan mereka menembak pula 19 kali berturut-turut dengan
hauwitser. Pelornja berdjatuhan kedalam kota mengenai rumah- rumah
Tionghoa, sekolah-sekolah dan rumah-rumah pegawai. Baru pada djam
17.20 meninggalkan perairan Lho' Seumawe. Korban dipihak kita :
seorang penduduk tiwas dan dua orang luka berat.
167