Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/120

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Pada waktu pendudukan Tentera Inggeris di Medan, maka Tentera Belanda telah dapat melatih lebih dari pada seribu bekas romusa jang didjadikan tentera. Djumlah ini ditambah lagi dengan bekas Tentera Knil dan kesatuan-kesatuan dari ,,Divisi 7 Desember" jang pada waktu itusebagian telah sampai di Medan.
Dalam pada itu, koordinasi dan kesatuan komando diantara Lasjkar Rakjat dengan Tentera Republik Indonesia masih belum dapat diatur sebagaimana mestinja. Blokkade bahan-bahan makanan dari daerah pedalaman kekota Medan diselenggarakan oleh Lasjkar Rakjat. Dari fihak Belanda dengan segala matjam siasat dan muslihatnja mendjalankan infiltrasi jang seluas-luasnja kedaerah pedalaman Republik.

Pertempuran-pertempuran timbul sekeliling garis sempadan kota Medan.
Pembitjaraan-pembitjaraan dilakukan antara pimpinan Tentera Republik Indonesia di Siantar dengan Kolonel Scholten, Komandan Tentera Belanda. Mendjelang achir tahun 1946 berketjamuklah pertempuran-pertempuran disemua front disekitar Medan. Pertempuran-pertempuran ini disebabkan oleh karena pertikaian pendapat mengenai garis perbatasan masing-masing terutama sekali di Medan Selatan dan Medan Timur.

Sebagai hasil gentjatan sendjata buat kota Medan dan sekitarnja telah diadakan garis-garis ketentuannja pada pembitjaraan tanggal 7 Desember 1946. Untuk keperluan ini Menteri Pertahanan Mr. Amir Sjarifuddin telah sengadja datang berkundjung ke Medan Area untuk melakukan pembitjaraan dengan Komando Lasjkar Rakjat Medan Area.

Tentang pengertian garis demarkasi itu timbul perbedaan tafsiran antara pimpinan T. R. I. di Pematang Siantar dengan Komando Tentera Belanda di Medan.
Tentera Belanda melakukan serangan dengan tiba-tiba ke Markas Komando Resimen Lasjkar Rakjat Medan Area di Two Rivers.

Pimpinan Ketenteraan di Pematang Siantar baik Komando Resimen Lasjkar Rakjat di Medan Area tiada mempunjai persiapan apapun terhadap serangan pemboman jang dilakukan oleh fihak angkatan udara Belanda ini, walaupun beberapa waktu sebelum itu pembitjaraan jang tegang telah berlangsung antara pimpinan Tentera Republik Indonesia, jang pada waktu itu diwakili oleh Letnan Kolonel Sutjipto, dengan Kolonel Scholten dari Tentera Belanda.

Serangan pemboman jang tiba-tiba dilantjarkan oleh Belanda terhadap Two Rivers banjak menimbulkan korban-korban, diantaranja Ketua delegasi Dewan Pertahanan Daerah Surnatera Timur A. Wahab Siregar, jang mendjalankan tugas inspeksi di Markas Komando Resimen Lasjkar Rakjat ,,Two Rivers", mendapat luka berat.

Terus menerus pesawat-pesawat udara Belanda melakukan serangan-serangan pemboman dan senapang mesin pada kampung-kampung disekeliling kota Medan, termasuk Rumah Sakit Tandjung Morawa.

Djelas maksud angkara dari fihak Belanda untuk merebut daerah jang lebih luas lagi dari pada apa jang telah diterimanja dari Tentera Inggeris.