Lompat ke isi

Halaman:Politik luar negeri.pdf/39

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

31

satu tahun itu, kedudukan-kenegaraan dari Irian-Barat akan diselesaikan dengan djalan perundingan, antara Belanda dengan kita.

Persoalan Irian-Barat ini telah terpaksa tertunda, karena pertentangan pendirian antara delegasi Belanda disatu fihak dan delegasi Republik dan B. F. O. dilain fihak, sangat besarnja. Baik fihak delegasi Republik, maupun delegasi B.F.O. sependapat, bahwa mengingat keadaan diluar dan dalam negeri waktu itu harus didjaga djangan sampai perundingan K.M.B. gagal. Sebab kegagalan waktu itu akan membawa akibat berkobarnja lagi peperangan besar-besaran di Indonesia, jang akan meminta korban-korban harta-benda-djiwa lebih besar lagi dari rakjat kita, jang sudah bertahun-tahun menderita itu. Peperangan itu akan berlangsung lama dan tentu akan meniadakan segala hasil perdjuangan dan perundingan jang telah tertjapai dilain lapangan. Lagi pula akibatnja, akan lebih banjak lagi negara luaran jang mentjampuri persengketaan itu, hingga soalnja akan makin mendjadi ruwet. Karena, kepentingan2 asing akan makin tersulam didalamnja. Dengan begitu, perdjuangan kemerdekaan kita akan makin djauh dari tudjuannja.

Dengan pertimbangan2 itu dan pertjaja akan dinamiknja perkembangan sedjarah selandjutnja, diambil kebidjaksanaan untuk menunda soal Irian-Barat sebagai diuraikan tersebut diatas. Dan sekarang, dengan kedudukan kita jang djauh lebih bertambah kuat dari dulu karena penjerahan kedaulatan itu, kita melandjutkan perdjuangan kita untuk mengembalikan Irian-Barat kepada pangkuan Ibu-Pertiwi lagi. Dengan telah adanja pengakuan seluruh dunia atas negara kita Republik Indonesia, dengan telah di terimanja negara kita sebagai anggauta Perserikatan Bangsa-bangsa, dengan telah lebih tersusunnja kekuatan2 nasional didalam negeri, tambahlah kekuatan perdjuangan kita untuk menjempurnakan hasil perdjuangan nasional kita jang memang belum sempurna, selama seluruh daerah Indonesia belum bersatu kembali.