96
POLA-POLA KEBUDAJAAN
Dikalangan suku2 Indian Amếrika, pewedjangan pemuda2 itu tak sebegitu lama, akan tetapi pada asasnja sama sadja. Orang2 Apache jang mempunjai banjak persamaan dengan orangz Zuni, mengatakan bahwa mendjinakkan pemuda adalah seperti mendjinakkan anak kuda. Merếka disuluh membuat lobang2 dalam ếs, mandi disitu, dan disuruh lari, mulutnja penuh air; dihinanja merếka dalam peperangan jang pertama kali, dan digodanja habis2an. Orang Indian di Kalifornia-Selatan menanam merếka dalam sarang-semut.
Akan tetapi di Zuni pewedjangan samasekali tak merupakan suatu pertjobaan. Malah menurut pendapat merếka, upatjara mendjadi sangat bermutu, djika pemuda2 itu menangis karena pukulan2 pelahan2 itu. Pada tiap2 langlah anak itu dibimbing olếh bapa keupatjaraannja; ia menerima tjambukan2 itu, sambil berlutut diantara kaki2nja atau duduk diatas punggungnja. Ia merasa aman karena berdekatan walinja, berlawanan sekali dengan nasib anak di Afrika-Selatan, jang setjara kasar dikeluarkan dari lingkungan keluarganja. Selain daripada itu, pewedjangan diachiri dengan pemuda itu membalas mentjambuk sipemukul. Pewedjangan ini bukanlah suatu peristiwa dimana nafsu kekuasaan dipakai terhadap anak2. Melainkan merupakan suatu upatjara. pengusiran sếtan serta pentjutjian, memberi rasa-bangga kepada anak2 karena bolếh masuk dalam kelompok, Selalu merếka merasa bahwa orang2 tua menganggap pukulan2 dengan tjambuk itu sebagai pemberian restu dan sebagai kesatria dalam dunia adikodrati.
Tiadanja kesempatan2 untuk pelaksanaan kekuasaan,baik dalam lingkungan rumahtangga ataupun agama, adalah bertalian dengan tjiri azasi lain: individu tenggelam dalam kelompok. Di Zuni tanggungdjawab dan kekuasaan selalu terbagi; kelompoklah jang merupakan kesatuan jang bertindak. Djalan jang terbaik untuk berhubungan dengan makhluk2 adikodrati ialah melalui upatjara-kelompok. Djalan jang terbaik untuk mendjamin nafkah keluarga ialah : kerdjasama baik dalam agama, maupun dalam ếkonomi, individu tak bisa berdiri sendiri. Dalam agama hal ini dinjatakan dalam peritiwa, bahwa orang laki2 jang takut panếnnja gagal tak berdoa supaja turun hudjan, melainkan ia ikutserta dalam tari2an musim panas. Ia tidak berdoa untuk kesembuhan anaknja, melainkan ia minta bantuan orde-djuruobat dari Sjarikat Api Besar supaja mengobatinja. Doa2 perseorangan. jang dibolếhkan waktu menanam tongkat2-doa, waktu mentjutji rambut untuk kesutjian upatiara, waktu memanggil djuruobat2 atau bapa2 keupatjaraan bisa berhasil djusteru karena doa2 itu adalah bagian dari suatu keseluruhan jang lebih luas, jakni upatjara-kelompok .Individu2 tak bisa lagi dipisah dari kelompok, sama halnja dengan satu kata tak bisa diangkat dari mantra magis jang pandjang, tanpa lenjap kekuatannja.