Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/92

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

93

BANGSA PUEBLO DI MEKSIKO BARU

Manusia ideal bangsa Pueblo adalah suatu djenis mahluk jang berlainan sekali. Kekuasaan dan kewibawaan barangkali merupakan tjiri jang paling tak disukai di Zuni. „Orang lelaki, jang menghasratkan kekuasaan atau pengetahuan, jang ingin mendjadi pemimpin bangsanja” demikianlah meréka menjebutnja dengan nada jang merendahkan, „hanja mendjadi sasaran ketjaman² sadja dan mungkin akan dituntut karena dituduh mendjadi tukang sihir”, dan mémang ini pernah terdjadi. Tindakan dan perbuatan otoriter adalah suatu beban di Zuni, dan orang laki² jang menderitanja mungkin sekali akan dituduh berbuat sihir, Ia digantung pada djempolnja, sampai ia „mengaku”. Inilah nasib orang jang mempunjai keperibadian terlalu kuat di Zuni. Bagi meréka, manusia ideal jalah orang jang ramah-tamah dan dihormati, jang tak mentjoba mentjari pengaruh dan tak pernah menuntutnja. Dalam tiap² sengketa dia jang kalah, meskipun ia jang benar. Bahkan dalam perlombaan-ketangkasan seperti misalnja balapan, orang jang biasa menang untuk selandjutnja tidak diboléhkan ikut lagi. Meréka menjukai permainan-kelompok dengan kemungkinan² jang sama dan djika ada orang jang terlalu mengatasi orang² lain, ia merusak permainan : meréka tak senang kepada dia.

Orang jang baik dalam pandangan meréka, dalam kata² Dr. Bunzel mempunjai : „tindak-tanduk jang enak, sifat jang suka menurut dan hati jang lembut”. Pudjian tertinggi, jang bisa diberikan kepada seorang warga-kota, kira² begini bunjinja : „Ia adalah orang jang baik hati dan sopan. Tiada orang jang mengetahui apa² tentang dia. Ia tak pernah bersengketa. Ia termasuk clan-Badger dan kiva-Muhekwe dan selalu menari dalam tari²an dimusim panas”. Tentu ia „suka berbitjara”, kata meréka, — jang berarti bahwa ia selalu bisa menjenangkan orang lain — dan ia bisa bekerdjasama dengan lantjar, baik diladang maupun dalam upatjara², tanpa memberi sebab atau alasan untuk dikira bersikap sombong atau terlalu mudah tersinggung.

Ia mendjauhi kedudukan². Kedudukan² ini bisa didesakkan kepadanja, akan tetapi ia tak memintanja. Djika kultus² kiva akan dilaksanakan, pintu kiva ditutup, dan semua orang ditahan, sampai meréka berhasil menghilangkan keberatan² salah seorang diantara meréka. Tjerita²-rakjat selalu mengkisahkan tentang keengganan orang² jang baik untuk menerima kedudukan² — meskipun meréka itupun achirnja menerimanja. Orang harus melenjapkan setiap tanda² bahwa ia seorang pemimpin. Djikalau jang dipilih dan achirnja mau dan telah kediwedjang dalam fungsi jang baru itu, iapaun tak lalu mendapat kuasaan dan kewibawaan seperti jang lazim diartikan dikalangan kita. Kedudukannja tak berarti bahwa ia lalu mendapat keleluasaan untuk melaksanakan tindakan² jang penting. Dewan Zuni terdiri dari padri²