Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/89

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
POLA-POLA KEBUDAJAAN

Susul-menjusulnja itu sifatnja formil, seperti hatnja dengan tari-Morris, dan menarinja dilakukan dengan segala ketenangan.

Di Hopi bahkan menari dengan ular tak merupakan permainan jang berbahaja dan menakutkan. Dalam peradaban kita, kebentjian dan rasa-djidjik terhadap ular adalah demikian lumrahnja, sehingga mudah sekali kita mempunjai anggapan salah tentang Tari Ular ini. Kita dengan tjepat akan mengira bahwa penari² itu tentu seperasaan dengan kita dalam menghadapi ular. Sebaliknja, pada umumnja orang² Indian Amérika tidak menganggap ular sebagai binatang jang sangat ditakuti dan didjidjikkan. Atjap kali meréka memandangnja sebagai binatang keramat, dan kadang² kekeramatannja membuat binatang² ini berbahaja, seperti halnja dengan semua jang sifatnja keramat atau manitou Akan tetapi meréka tak seperasaan dengan kita dalam membetji dan mendjidjikkannja. Merékapun tak takut kepada ular karena sifat agresif- nja. Ada tjerita²-rakjat Indian, jang berachir dengan kalimat : „itulah sebabnja ular ratel tidak berbahaja”. Kebiasaan² dan tabiat ular ratel sedemikian rupa, sehingga orang mudah menguasainja dan orang² Indian mempergunakan hal ini se-baik²nja. Kemesraan rasa para penari terhadap ular² dalam Tari Ular tidak dsebabkan karena rasa-takut- atau rasa-djidjik; meréka bersikap sebagai anggota² sjarikat ular terhadap roh-pelindungnja. Selain daripada itu, sering kali ternjata bahwa kantong-bisa ular ratel dibuang lebih dahulu sebelumnja tari²an dimulai.

Kantong²-bisa itu dipentjét atau diperas supaja keluar bisanja, dan djika ular² itu setelah selesai menari dilepaskan kembali, kantong²-bisa itu per-lahan² berisi bisa lagi. Keadaan ini, sesuai dengan sifat² penari di Hopi, tidak bertjorak Dionysis, baik dilihat dari sudut keduniaan maupun adikodrati. Ini adalah suatu tjontoh jang se-baik²nja tentang kenjataan bahwa kelakuan jang objektif sama. berhubung dengan pikiran² jang memprasangkainja, bisa berupa pengalaman² ngeri jang Dionysis, tetapi djuga bisa berupa upatjara formil jang sederhana sadja.

Apakah hal ini dilakukan dengan mempergunakan obat² bius, alkohol, berpuasa, menjiksa diri atau dengan tari²an, dikalangan bangsa Pueblo orang tak mentjari bahkan tak mengukai pengalaman² jang terletak diluar wilajah pantjaindera. Seringkali dia itu, seperti Cassandra dan orang² lain jang hatinja gujah, adalah orang jang oléh karena bersifat gujah chususnja tjotjok untuk pekerdjaan itu. Di Amérika Utara adalah suatu keadaan jang menarik hati, bahwa djustru meréka jang telah mendapat visiun achirnja mendjadi sjaman. Sebaliknja, padri adalah pendjaga dan pemelihara upatjara² dan organisator² kegiatan² kultus. Bangsa Puebio tak mengenal sjaman, jang ada hanjalah padri.