Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/61

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

62

POLA-POLA KEBUDAJAAN

lalu mempertahankan dan memperlihatkan sikap-hidupnja jang konsekwen dan chusus.

Kita tak bisa memahami struktur kebudajaan-Puebio dengan baik, tanpa sedikit-banjaknja mengetahui tentang adatkebiasaan² tjara hidupnja. Sebelum memperbintjangkan tudjuan arah kebudajaannja, kita harus lebih dahulu menindjau rangka masjarakat setjara selajang pandang.

Suku Zuni adalah suatu bangsa jang suka akan Upatjara², suatu bangsa jang mendjundjung tinggi kesederhanaan dan perdamaian. Perhatiannja dipusatkan kepada hidup keupatjaraan jang aneka-warna dan banjak seluk-beluknja. Kultus dewa² bertopeng, pengobatan, matahari, djimat² sutji, perang, maut, kesemuanja itu merupakan lembaga² keupatjaraan lengkap dengan pegawai² keagamaan dan hari² penanggalan. Tak ada lapangan aktivitet jang lebih penting daripada keupatjaraan jang menempati pusat perhatiannja. Boleh djadi sebagian terbesar orang² lelaki dewasa dari suku² Pueblo mentjurahkan sebagian terbesar waktunja untuk ini. Ini menuntut dari mereka supaja hafal sedjumlah besar kata-rituil, jang bagi otak kita terlatih nampak sangat terlalu banjak dan mengagumkan, beserta melaksanakan upatjara² jang berurut²an dengan rapinja, jang diatur menurut penanggalan, dan jang dengan tjara ber-belit² menghubungkan semua kultus fainnja kepada organisasi pusat dalam suatu tatatertib formil jang tak ada habis²nja.

Hidup keupatjaraan tidak meminta waktu mereka, akan tetapi djuga perhatiannja. Bukanhanja bagi mereka jang bertanggung djawab atas kesemuanja ini sadja dan bagi mereka jang ikut serta, melainkan bagi semua orang² Pueblo, wanita² dan keluarga² jang „tak punja apa²". jakni mereka jang tak mempunjai milik²-rituil, upatjara² ini mendjadi pokok-pembitjaraannja se-hari², Selama upatjara² ini berlangsung mereka berdiri sepandjang hari sebagai penonton. Kalau seorang padri sakit, atau kalau dalam masa padri itu mengundurkan diri tak turun hudjan, maka seluruh orang didusun tak henti²nja membitjarakan kesalahan² padri jang dilakukan dalam upatjara beserta akibat² daripada kegagalannja itu. Barangkali padri dewa²-bertopeng menghina salah suatu mahluk adikodrati² Atau barangkali, ia menghentikan masa bersunjinja dan pulang menemui isterinja beberapa hari sebelum habis mengundurkan diri itu. Atjara² pembitjaraan sematjam itu dua minggu lamanja menguasai hati dan pikiran orang didusun. Djikalau ada orang² laki², jang harus melakonkan tokoh mahluk adikodrati, megenakan bulu burung baru ditopengnja, maka segala pembitjaraan mengenai biri² atau kebun, perkawinan atau pertjeraian lalu terdesak kebelakang.

Memanglah sangat logis, bahwa mereka begitu tertib memperhatikan soal² jang se-ketjilinja dilapangan ini. Perbuatan² keagamaan