Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/50

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

INTEGRASI KEBUDAJAAN

51

dan memuaskan nafsu-kelamin, diantara pemuda-pemudi dalam suku lainnja, kesemuanja itu bukanlah kenjataan2 diatas suatu daftar jang tiada hubungannja satu sama lain; jang dilihat dengan rasa kehéranan kalau dilihat adanja adat jang demikian disini, adat masa tak terdapat ditempat lain. Meskipun larangan untuk nembunuh diri atau membunuh orang lain misalnja tak berdasarkan suatu ukuran mutlak, namun larangan itu tak bersifat kebetulan. Arti kelakuan2 kebudajaan tidak sadja disebabkan karena kelakuan2 itu terikat kepada daérah2 jang tertentu, dan ditetapkan olếh orang2 itu sendiri sehingga mendjelma dalam berbagai bentuk. Masih ada suatu faktor lain lagi, jakni bahwsanja kelakuan2 kebudajaan atjapkali adalah sebagian dari suatu keseluruhan jang tersusun rapi, atau dengan lain perkataan: kelakuan2 kebudajaan itu berintegrasi. Suatu kebudajaan atau peribadi sedikit-banjaknja adalah suatu keseluruhan jang konsekwén jang terdiri dari pikiran2 dan perbuatan2. Dalam tiap2 kebudajaan ada tudjuan2 tertentu, jang mesti ada dalam djenis2 peradaban lain. Dalam usaha mewudjudkan tudjuan2 ini setiap bangsa semangkin lama semangkin memperkokoh pengalamannja, dan sesuai dengan pentingnja motif2 itu kelakuan2 jang semula terlepas2 mendapat bentuk jang kian iama kian saling isi nengisi. Dalam rangka kebudajaan jang berintegrasi dengan baik perbuatan2 jang bertentanganpun ditudjukan kearah tudjuan2 tertentu sering setelah ber-niatjam2 perobahan. Kita hanja bisa nemahami bentuk perbuatan2 ini, dengarr lebih dahulu memahami sumber2 émosionil dan intelếktuil masjarakat.


Kita tak bisa mengabaikan integrasi-kebudajaan ini sebagai suatu detail jang tak penting. Ilmu pengetahuan modérén diberbagai lapangan mengemukakan dalil, bahwa keseluruhan tak hanja merupakan djumlah bagian2nja, melainkan merupakan hasil daripada suatu penjusunan tertentu dan saling berhubungan antara bagian2, sehingga terdjadi suatu keseluruhan jang samasekali baru sifatnja. Bahan peledak tak sadja belirang + arang kaju + selpétér; malahan pengetahuan jang selengkap2nja tentang ketiga zat itu dalan segala bentuknja jang ada dalam alam, tak mampu memberi pendjelasan kepada kita tentang sifat sesungguhnja daripada bahan peledak. Dalam keseiuruhan jang baru itu terdjadi kemungkinan2, jang ,tadinja tak ada dalam bagian2nja, dan reaksi2 jang nampak pada bahan peledak, sifatnja samasekali lain dibandingkan dengan rếaksi manapun dari ketiga bagian itu dalam kombinasi2 lain.


Demikian pula kebudajaan adalah lebih daripada djumlah tjiri2nja. mengetahui semua seluk-beluk adat-istiadat perkawin-an tari2an adat dan wedjangan pubertết sesuatu suku, tetapi tak bisa Kita bisa memahami samasekali kebudajaan sebagai suatu keseluruhan, jang tetap