Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/42

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

KETJORAKRAGAMAN BENTUK² KEBUDAJAAN

43

bisa mendjalarnkan tugasnja tanpa bentuk tradisionil jang istimewa itu. Bahkan gedjala2jang sangat chususpun dinilai setjara itu, seperti misalnja bentuk chusus rangsang Ekonomi, jang terdjadi dalam sistim milik perseorangan jang chusus pula. Ini adalah suatu alasan jang djelas, dan nampaknja sekarang sedang mengalami perobahan2. Bagaimanapun djuga, kita tak perlu mengatjzukan kesimpulan kita dengan mengatakan se-olah2 ini adalah soal perdjuangan untuk mempertahankan hidup biologis. Peradsban kita telah menondjolkan th&ma „self-suyorting”. Djikalau struktur €konomi kita berobah sedemikian rupa, sehingga thema ini tak merupakan dorongan sekuat dimasa perkembangan paling hebat daripada industrialisme imperialistis, maka ada motif2 lain jang mungkin tjotjok dengan organisasi Ekonomi jang berubah itu. Tiap2 kebudajaan dan tiap2 zaman mempergunakan hanja sebagian sadja daripada kemungkinan2jang banjak itu. Perobahan2 bisa menimbulkan kegelisahan dan mendatangkan banjak kerugian, akan tetapi hal ini disebabkan karena sukarnja untuk berobah, dan sesurgguhr ja tidak karena kenjataan bahwa abad kita dan negeri kita kebetulan bisa memilih rangsang2 jang diperlukan untuk memungkinkan mengatur kehidupan manusia. Kita tak boleh melupakan bahwa perobahan — meskipun diiringi dengan segala kesukaran2 — harus ada. Ketjemasan kita akan perobahan2 ketjil dalam adatkebiasaan kita kebanjakan kali tidak pada tempatrja. Peradaban2 bisa dirobah dengan tjara jang lebih radikal, melebihi jang diinginkan dan dimimpikan ol&h seseorang manusia manapun jang berkuasa, dan perobahan itu masih tetap berdjalan lantjar. Perobahan2 jang tak berapa penting jang sekarang ini demikian kerasnja dikutuk seperti misalnja djumlah meningkat pertjeraian, gedjala penduniawian jang semangkin hebat di-kota2 sekarang, pertjintaan bebas jang semangkin meluas, dan lain2nja lagi sesungguhrja masih bisa diterima dengan baik dalam struktur masjarakat jang agak berobah. Sebelumnja mendjadi tradisi, perobahan2 ini dihormati dan merpunjai nilai seperti struktur lama pada generasi2 jang terdahulu.

Kenjataannjaialah bahwa banjak sekali lembaga2 manusia dan motif2 manusia jang mungkin timbul pada setiap taraf kesahadjaan atau ketjorakragaman kebudajaan, dan bahwasanja sikap se-baik2nja ialah sikap jang agak tolarant terhadap penjelkwengan? dari kaidah2 tradisi ang berlaku. Tiada orang jang bisa ikutserta sepenuhnja dalam suatu kebudajaan, apabila ia tidak dibesarkan dalam kebudajaan itu hidup menurut kaidah2 jang berlaku dalam kebudajaan itu, akan tetapi ia bisa menghargai pendukung² kebudajaan lain seperti ia menghargai pendukung2 kebudajaannja sendiri.

Ketjorakragaman kebudajaan bukan hanja disebabkan karenamudahnja masjarakat2 memperkembangkan atau membuang segi?