Lompat ke isi

Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/238

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

240

POLA-POLA KEBUDAJAAN

kannja, bahwa djikalau ideal2 ini mesti ditinggalkan, maka hidup ini akan se-mata2 kosong belaka. Akan tetapi apabila kita menghadapi masalah setjara ini, maka kita akan membuat suatu kesalahan jang besar, jakni anakronisme. Memang adalah se-mata2 karena tertjekam dalam kebudajaan sendiri, jang menjuruh kita mengemukakan sjarat bahwa didalam jang baru itu harus ada unsur2 jang lama dan tiada. penjelesaian masalah jang lain, ketjuali harus diketemukannja kembali pegangan2 dan ketentuan2 lama dalam bentuk kebudajaan baru jang serbahidup itu. Pengakuan adanja kenisbian kebudajaan ini mempunjai nilai2nja sendiri, jang tentunja tak perlu sama dengan nilai2 jang dimiliki oleh para filsuf absolutis. Sudah barang tentu dengan demikian anggapan2 tradisionil diruntuhkan dan bagi mereka jang dibesarkan dan dididik dalam tradisi itu, memanglah ini sangat tidak €nak. Jakni menimbulkan pessimisme, karena rumusan2 lama dikatjau, dan bukan karena anggapan baru itu mengandung kesukaran2 jang hakiki. Segera setelah anggapan baru ini mendjadi umum, meréka akan mendjadi bénténg baru jang terpertjaja dari kehidupan jang baik. Maka kita akan rela menerima ko-éksistensi dan kesamaan deradjat ber-matjam2 anggapan2 hidup itu jang telah ditjiptakan ummat manusia bagi dirinja sendiri dari bahan2 kehidupan, sebagai asas2 kepertjajaan akan hari kemudian dan sebagai dasar baru bagi toléransi.

TAMAT