Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/237

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

INDIVIDU DAN POLA-POLA KEBUDAJAAN

239

pasti masuk neraka, padahal merekaini masih berada dalam buaian, ataupun tentang neraka atau takdir, selalu kita berhadapan suatu kenjataan jang tak bisa diungkiri lagi, bahwa orang² jang memperkembangkan adjaran kebudajaan masa itu se-pesat²nja dan dalam pada itu mendapat penghormatan jang paling tinggi, sekarang diukur dengan ukuran² jang agak berobah dalam generasi kita, adalah se-mata² kurban dari pikiran-sesat dan hajalan jang tak bisa dimaafkan. Dilihat dari sudut-tindjauan ilmu perbandingan psikiatri, mereka itupun termasuk golongan abnormal.

Dalam generasi kita sendiri bentuk² ekstrim pemudjaan diri sendiri setjara itu pula dibenarkan oleh kebudajaan. Penulis² kita tak bosan²nja menggambarkan kepala² keluarga, anggota² kepolisian dan pedagang² sebagai orang² tjongkak dan egois² jang besar dan dalam tiap² masjarakat mereka itupun ada, ber-ribu² banjaknja. Kelakuannja, seperti halnja ulama² puritan, seringkali anti-sosial melebihi orang² gila, jang disimpan dalam rumah² sakit gila. Apabila kita membandingkan penderitaan² jang diakibatkan oleh kedua kategori ini, maka jang lebih djahat ialah akibat² jang disebabkan oleh apa jang dinamakan orang „normal” itu. Pada mereka njata sekali pasti ada sematjam kerusakan rohani. Namun mereka itu diberi kedudukan² penting, jang besar sekali pengaruhnja dan kebanjakan mereka itu adalah kepala² keluarga. Kerugian jang diakibatkan mereka itu kepada anak²nja sendiri dan masjarakatnja, sukar sekali diukur. Mereka itu tidak dilukiskan dalam buku² adjaran psikiatri, karena mereka itu disokong oleh seluruh anggota lembaga kebudajaan kita. Mereka itu demikian jakinnja kepada dirinja sendiri sebagai orang² jang mengikuti pedoman kebudajaannja sendiri. Meskipun demikian, psikiatri dimasadepan akan menggali roman² kita, surat² kita dan piagam² resmi kita untuk mendapatkan tjontoh² type abnormal sematjam itu, jang selalu ada dalam roman², surat² dan piagam² resmi itu.

Tindjauan² sosial tentang masa ini mempunjai tugas jang mahapenting untuk memberi gambaran jang tepat dari kenisbian atau relativitet kebudajaan. Baik dilapangan sosiologi atau psikologi hal² ini sangatlah penting, jakni hal² jang disebabkan oleh kenisbian kebudajaan itu. Oleh karena itu dibutuhkan sekali anggapan² jang sehat dan ilmiah tentang saling-perhubungan antara bangsa² dan tentang sifat² berobah dari ukuran² kita. Temperamen katjau dan tegang dizaman kita ini telah membuat suatu adjaran keputusan dari pengertian kenisbian kebudajaan dikalangan jang tak begitu luas, dimana kenisbian kebudajaan ini diakui. Orang menundjukkan konsekwensi²nja jang akan menghantjurkan chajalan² orthodoks mengenai kelestarian dan ideal² jang mutlak, seperti pula chajalan tentang otonomi individu. Dikata-