Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/16

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

ILMUPENGETAHUAN ADATKEBIASAAN

17

hukum² ilmu-perbintangan atau adatkebiasaan² serangga sosial. Hanja dalam menjelidiki manusia itu sendiri, ilmu-pengetahuan² sosial jang terpenting menondjolkan satu variasi setempat jang chusus—peradaban Barat.

Antropologi sebagai ilmupengetahuan tak mungkin, selama djalan pikiran manusia dikuasai oléh perbédaan² ini, jakni perbédaana antara kita dan bangsa² primitif, antara kita dan bangsa² biadab, antara kita dan bangsa² perbégu. Kita harus mentjapai taraf objéktivitét sedemikian, sehingga kita mampu untuk tidak lagi menempatkan kepertjajaan kita disamping tachajul tetangga kita. Kita harus beladjar mengakui bahwa kedua lembaga itu berdasarkan asas jang sama—kita misalkan sadja „yang adikodrati”—dan oléh karena itu harus ditindjau dalam satu hubungan, jakni kepertjajaan kita di-tengah² kepertjajaan lainnja.

Pada permulaan abad kesembilanbelas, bahkan orang²jang pikirannja paling madju dikalangan peradaban Barat sekalipun, tak akan bisa memenuhi sjarat pertama jang diketengahkan oléh anthropologi. Sepandjang sedjarah, manusia selalu membéla dan mempertahankan kedudukannja jang istiméwa sebagai soal kehormatan. Pada zaman Copernicus kesombongan ini demikian hébatnja, sehingga bumipun, tempat-tinggal kita ini, dimasukkan dalam atjaranja, dan abad keempat belas menolak dengan sengitnja penempatan planit kita ini dalam lingkungan tatasurja dimenangkan, manusia berdjuang dengan sendjata² jang ada padanja untuk mempertahankan keistiméwaan djiwa, suatu attribut jang tidak boléh diganggugugat dan jang Tuhan anugerahkan kepada manusia ini adalah keturunan binatang. Baik bagian²lemah jang terdapat dalam alasan²ini, maupun keraguan mengenai sifat „djiwa” ini, bahkan kenjataan bahwasanja abad kesembilanbelas sama sekali tak menghiraukan tali² persaudaraan dengan golongan orang asing manapun, kesemuanja ini terlalu ringan dibandingkan dengan kegelisahan dan amarah hébat jang ditimbulkan terhadap ketjemasan jang hendak dilekatkan oleh adjaran kepada kesadaran akan keistiméwaan manusia.

Pertempuran dikedua front ini boléh dikata telah selesai—djikalau belum, tentu tak lama lagi pasti akan selesai. Akan tetapi pertempuran sekarang berpindah kefront lain. Sekarang kita mémang bersediamengakui, bahwa perputaran bumi mengelilingi matahari ataupun kenjataan bahwa manusia itu keturunan binatang tak ada sangkutpautnja dengan keistiméwaan peradaban dan kebudajaan manusia. Djikalau kita mendiami sesuatu planit disalah satu daripada per-puluh² tatasurja, hal ini bahkan membuat kita lebih djaja lagi. Dan djikalau djenis²

Pola-pola. — 2.