Lompat ke isi

Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/156

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

PESISIR BARAT-LAUT AMERIKA

157


gota2nja mendapat tempat2 terhormat dalam pertundjukan tari2an musim dingin dan orang2 lain harus mendjauhkan diri hingga Kanibal2 itu mulai makan. Jang membuat Kanibal fain daripada anggota2 keagamaan lainnja, ialah hasratnja untuk makan daging orang. Ia menjerang penonton dan menggigit lengannja, sehingga segumpal daging masuk kedalam mulutnja. Tjaranja menari ialah seperti orang jang sudah .Menjandu” kepada sesuatu, jang sudah tak bisa menahan nafsunja untuk makan ,,makanan” jang dihidangkan : majat jang dibumbui jang didukung olkh seorang perempuan diatas lengannja jang diatjungkan kedepan. Pada kesempatan2 jang chusus Kanibal itu adalah memakan tubuh2 budak2, jang dibunuh untuk keperluan itu.


Kanibalisme orang2 Kwakiutl ini sangat berlainan dengan kanibalisme épikuristis daripada banjak sekali suku2 Oseania atau kebiasaan2 berbagai suku2 Afrika, untuk menganggap daging manusia sebagai makanan jang biasa sadja. Orang2 Kwakiutl menganggap daging manusia itu sangat mendjidjikkan. Sementara si Kanibal menari menggigil didepan daging jang hendak dimakannja. bernjanjilah paduansuara :

Segera aku akan makan,

Mukaku sangat putjat.

Aku akan makan (daging) jang diberikan kepadaku oléh Kabinal Pendjuru Dunia sebelah Utara.


Gumpalan2 jang digigitnja dari lengan2 penonton2nja, dihitung dan ia minum obat tjutji-perut, supaja semuanja keluar dari perutnja. Bahkan sering ia tidak menelannja.

Keadaan kotor jang disebabkan oleh makan daging lengan manusia tak begitu penting dibandingkan dengan keadaan kotor jang disebabkan oleh makan majat jang dibumbui atau majat2 budak2 jang dibunuh untuk upatjara2-kanibal ini. Empat bulan setelah mengalami keadaan kotor ini, Kanibal itupun tabu. Ia tinggal seorang diri dalam kamar-tidurnja jang ketjil dalam rumah, sedangkan seorang penari-Beruang mendjaga didepan pintu. Ia menggunakan alat2-makan jang chusus, dan alat2 itu dihantjurkan sehabis masa tabu ini. Ja selalu minum dengan memakai upatjara, tidak pernah lebih dari empat teguk berturut2 dan tak boleh menjentuh mangkuknja dengan bibir. Ia minum dengan menghisapnja “dengan pipa, dan menggunakan alat penggaruk kepala 1). Selama waktu jang pendek ia tak boleh menelan makanan panas. Apabila masa-tabu sudah habis, dan ia menundjukkan dirinja lagi diantara orang banjak, ia se-olah2 lupa akan semua ke-


————
1) Supaja kepalanja tak tersentuh oleh tangannja jang dalam keadaan kotor.