Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/134

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
DOBU

mendjaga djangan sampai ada buah pohon jang ketularan itu ditjuri, sebab seorang pentjuri menulari pohon itu untuk kedua kalinja. Ada risiko, bahwa ia tak akan berhasil mengusir penjakit pertama jang ditularkan dengan manteranja sendiri, jang barangkali sebagai mantera-penolak tak tjukup mustadjab untuk mengusir penjakit jang mendjangkiti pohon itu. Ia membatalkan mantera-penolakan jang diwarisinja, dengan menjebut pula penjakit jang hendak ia usir dari pohon dan kemudian memberikan sihir pembangkit penjakit jang diwarisinja. Supaja djangan sampai tak berhasil, maka mantera-penolaknja itu diutjapkan dalam pluralis. Mantera itu bunjinja :

Meréka hilang terbang,
Meréka pergi.

Di Dobu ketjurigaan sangatlah besar dan meradjaléla, dan selalu orang menaruh tjuriga serta sjakwasangka, bahwa akan dilaksanakan mantera jang melawannja. Pada umumnja ketakutan akan penularan jang mengantjam itu terlalu besar untuk mengizinkan perbuatan jang serampangan itu. tapi dalam musim-kelaparan maka mati kelaparan adalah afternatifnja dan oleh karena itu diberanikan djuga untuk mentjuri. Ketakutan akan kutuk jang membangkitkan penjakit jang terdapat pada milik orang lain, besar sekali. Penjihiran hanja dilakukan pada pohon² ditepi-luar désa, apabila kutuk itu ada pada pohon² dalam désa itu sendiri, maka seluruh penduduk désa itu akan mati. Apabila terdapat daun pohon kelapa jang ada dalam désa itu kering dan ternjata bahwa hal ini disebabkan oleh penjihiran, maka semua orang akan pergi dari désa itu. Ketika Dr. Fortune, sebelum ia beladjar mantera gangosa, memperlihatkan se-olah² ia memakai mantera itu atas barang²-nja jang hendak ditinggalkannja disesuatu désa tanpa pendjagaan, maka tengah malam budjang² pribuminja melarikan diri. Kemudian ternjata, bahwa keluarga² jang letak rumahnja empatpuluh sampai delapanpuluh djar djauhnja dari situ, telah meninggalkan rumah²nja itu dan pindah di-gubuk²nja digunung.

Kesaktian untuk membangkitkan penjakit tak berachir dengan mantra²-sihir jang setjara umum dipakaikan pada penjakit² jang chusus Ahlisihir² jang sakti — atau lebih tepat orang²-laki² jang sakti, karena semua orang-laki² adalah ahlisihir — mempunjai tjara jang lebih djahat lagi : vada. Meréka setjara peribadi ber-hadap'an dengan korbannja dan ketjemasan akan kutuk ahlisihir ini adalah sedemikian besarnja, sehingga korban ini djatuh ditanah berkelosotan. Ia tak akan sembuh lagi, dan pasti ia akan mati. Untuk menjampaikan kutuk ini kepada seseorang, maka seorang laki² menantikan saat jang baik dan djikala