Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/132

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
DOBU

lawannja, dan dibuanglah segala ke-pura²annja dan sikap hati²nja. Ia utjapkan mantra-sihirnja itu dalam tahi korbannja atau dalam dahan Ampelopsis, jang diletakkannja diatas djalan jang dilalui lawannja, sementara ia bersembunji didekatnja dan me-lihat² apakah betul² ia menjenggol dahan itu. Waktu mengutjapkan mantra² itu ia meniru sekaratulmaut taraf terachir penjakit jang ia mau bangkitkan. Ia berguling² ditanah dan ber-kedjat² seperti orang mau mati. Hanja djika peniruan itu telah dilakukan sebaik²nja seperti hal jang sebenarnja, maka mantra²-sihir itu akan berhasil. Penjihirannja puas. Djikalau korbannja telah menjentuh djenis tanaman mendjalar itu, dibawanja pulang tanaman itu, dan dibiarkannja supaja kering. Apabila menurut pendapatnja sudah waktunja untuk membunuh lawannja, maka dibakarnja tumbuh²an itu dalam dapurnja.

Mantra²-sihir itu sendiri sering kali hampir sama djelasnja dengan perbuatan² jang mengiringi mantra² itu. Tiap² baris diperdjelas sambil meludahkan dengan sengit air-djahé diatas benda jang harus menjampaikan penjihiran itu. Dibawah ini kita sadjikan mantra-sihir untuk menimbulkan gangosa, jakni suatu penjakit jang sangat menakutkan, jang merusak kulit, seperti halnja burung-rangkok, binatang-pelindungnja — dan penjakit itu diberi nama jang sama dengan nama burung ini — memusnahkan batang²-pohon dengan paruhnja jang tadjam.

Burung-rangkok, penghuni Sigasiga
Diputjuk pohon-towara
Ia memotong, ia memotong,
Ia menjobék.
Dari dalam hidung,
Dari dalam sisi kepala,
Dari dalam tenggorokan,
Dari dalam pinggang,
Dari akar lidah
Dari belakang léhér,
Dari gindjal,
Dari isi-perut,
Dari menjobék,
Ia menjobék terus-menerus,
Burung-rangkok, penghuni Tokoku,
Dipuntjak pohon-lowana,
Ia ¹) me-lilit² membongkok,

___________

¹) Korban