Lompat ke isi

Halaman:Peringetan dari tempo doeloe.pdf/75

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

PERINGETAN DARI TEMPO DOELOE.


boeat meninggalnja iapoenja anak prempoean, Noni, jang ketoelaran dari iboenja, kerna itoe anak sadari terlahir ia belon perna liat, dan ia masih bisa dapet lagi laen anak kapan soedah berkoempoel kombali bersama Sian Nio. Tetapi kamatiannja itoe kekasih lantaran kelanggar nasif boeroek jang dengen zonder sengadja ia telah bikin Sian Nio terlibat, menjebabken Tham Tjay djadi begitoe tertindes oleh kasedihan dan kamenjeselan hingga ia merasa ini kahidoepan tida tertahan lagi. Sabagitoe lama Sian Nio masih hidoep, maski soedah djadi istrinja laen orang, Tham Tjay ada harepan nanti bisa alamken poela itoe kaberoentoengan jang telah roesak ; tapi sekarang segala apa telah linjap, termoesna, tida katinggalan bekas-bekasnja lagi, djoestroe pada sa'at jang ia sanggoep sodorin pada itoe kekasih dan anaknja sendiri segala kaberoentoengan jang katjinta'an dan kaoewangan bisa adaken.

Itoe sobat jang menganter Tham Tjay ka Soekadingin dan taoe terang doedoeknja ia poehja lelakon serta saksiken djoega bagimana heibat kadoeka'annja, telah menghiboer saberapa bisa. Koetika Tham Tjay menjataken ia tida kapingin hidoep poela di ini doenia jang tjoemah tinggalken peringetan ngenes dan sedih, itoe sobat laloe bilang padanja : „Sabarlah, djangan terboeroe nafsoe boeat ambil poetoesan nekat. Berangkatlah ka Singapore, satoe negri baroe jang besar, indah dan rame, kerna disana kaoe aken loepa pada segala apa jang terdjadi Java. Kapan sasoedah diam di Singapore kira satoe doea taon kadoeka'anmoe tida mendjadi ringan, masih ada tempo boeat kaoe soesoel kekasihmoe ka acherat.”

Ini omongan, dan laen-laen nasehat dan hiboeran lagi, membikin Tham Tjay toenda niatannja

63