Lompat ke isi

Halaman:Peringetan dari tempo doeloe.pdf/73

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

PERINGETAN DARI TEMPO DOELOE.


ditempatin oleh satoe waroeng tjita ?”

„Oh, ja, entjek Lim Sam, tapi sekarang ia soedah poelang ka Tiongkok,” saoet itoe orang toea. „Ia pergi soedah lama, kira satoe taon jang laloe.”

„Apakah ia pergi bersama istrinja ?” menanja Tham Tjay dengen hati berdebar, kerna biasanja prampoean pranakan Tionghoa tida perna toeroet soeaminja ka Tiongkok, hingga ada lebih gampang boeat ia pikat dan adjak maboer.

„Istrinja soedah mati, kira ampir doea taon jang laloe,” saoet itoe orang toea.

„Mati?” soemangetnja Tham Tjay seperti terbang. „Istrinja jang mana?”

„Istrinja Lim Sam tjoemah satoe, Sian Nio, anaknja enko Seng Lie”, saoet itoe orang toea.

Tham Tjay tida bisa bitjara; hatinja memoekoel keras, kepalanja poesing, kakinja seperti lemes.

„Mati dari sakit apa ?” menanja iapoenja kawan.

„Dari sakit tering, Iok-soen, dan iapoenja anak jang besaran, jang prampoean, si Nonie, djoega ketoelaran, dan mati lebih doeloe, dan doea boelan komoedian iboenja menjoesoel ka lobang koeboer. Lantes entjek Lim Sam, jang meliat anaknja jang kadoea, jang lelaki dan ia sanget sajang, moelai ada tanda bakal ketoelaran djoega, ambil poetoesan berangkat ka Tiongkok dengen bawa itoe anak,”

Sasoedah mendenger ini penoetoeran jang menjedihken, Tham Tjay lantes poelang ka hotel dengen dipajang oleh kawannja jang silahken ia naek di satoe dokar. Besok paginja ia berangkat ka Batavia, dan laen harinja teroes ka Semarang, maski iapoenja verlof satoe boelan baroe berdjalan lima hari.

Antero pengharepannja, boeat itjipin kaberoentoengan hidup bersama Sian Nio, telah moesna

61