sekolah menengah adalah sekolah jang memberi peladjaran pada murid-murid sampai atau lewat berumur 16 tahun.
Dalam kurikulum harus terdapat bahasa age kesusastraan Inggeris, sedikit-dikitnja 1 bahasa asing, ilmu pasti/alam dan menggambar. Pekerdjaan tangan dan gerak-badan harus djuga mendapat perhatian. Kalau suatu sekolah tidak mengadjarkan bahasa Latin, harus diberikan alasan jang tjukup mejakinkan, bahwa hal itu adalah demi kebaikan pendidikan. Djadi dapatlah dilihat bahwa tradisi kurikulum klasik dipertahankan dan hal ini, seperti akan kita lihat kemudian, masih dipegang teguh di Inggeris.
Untuk membantu anak-anak dari keluarga jang kurang mampu tetapi berbakat, dalam tahun 1907 dimulailah pemberian beasiswa disekolah menengah. Setiap sekolah jang mendapat subsidi dari Pemerintah, diwadjibkan menjediakan 25% dari tempat jang tersedia guna ditempati oleh pemegang beasiswa itu. Sekolah jang bersangkutan menerima £ 5 setahunnja untuk setiap anak pemegang beasiswa. Inilah jang dinamakan sistim tempat tjuma-tjuma (free places). Mula-mula udjian untuk tjalon penerima beasiswa itu tidak begitu berat, akan tetapi makin lama makin merupakan kompetisi besar.
Sebagaimana biasa terdjadi dimana-mana, suatu peperangan selalu menimbulkan gagasan-gagasan jang baru dan segar mengenai djaminan sosial. Demikianlah djuga halnja di Inggeris sesudah Perang Dunia I. Sebelum perang selesai, orang sudah mulai menjadari bahwa_hasil-hasil jang ditjapai oleh bangsa itu dalam peperangan adalah akibat jang langsung dari perkembangan pendidikan. Dan sesudah perang diharapkan bahwa pendidikan akan merupakan faktor penting pula dalam pembangunan kembali negeri itu. Tjita-tjita ini semua dirumuskan dalam Undang-undang Pendidikan jang dikeluarkan pada tgl. 8 Agustus 1918 (Fisher Act), jang akan kita bitjarakan sekarang.
Uang sekolah disekolah rendah tidak dipungut lagi dan Urusan Pendidikan Daerah diberi djuga hak membantu lembaga-lembaga pra-sekolah. Anak dibawah umur 12 tahun tidak boleh lagi dipekerdjakan, sedang pekerdjaan anak-anak jang berumur lebih dari 12 tahun diatur dengan undang-undang.
Murid-murid sekolah menengah setjara berkala akan diperiksa kesehatannja. Jang sangat penting ialah bahwa kewadjiban beladjar diperpandjang sampai umur 14 tahun.
Djuga diadakan Sekolah Sambungan (continuation school) bagi mereka jang sudah menjelesaikan kewadjiban beladjarnja. Untuk itu ia tidak membajar uang sekolah, akan tetapi harus menghadiri sedjumlah 320 djam peladjaran dalam 1 tahun. Dengan demikian anak-anak jang sudah bekerdja masih diberi djuga kesempatan menambah pengetahuannja.
60