Memberi waktu terluang 2 kali sebulan untuk kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler bagi murid-murid.
Meskipun jang djadi diundangkan hanjalah sebagian ketjil sadja dari apa jang diperdjuangkan oleh les compagnons, mereka dengan djalan tjeramah-tjeramah dan debat,menarik perhatian umum dan dapatlah dikatakan bahwa perbaikan-perbaikan jang diadakan kemudian adalah berkat rintisan organisasi ini. Maka dalam masjarakat mulailah timbul pemikiran kearah perpandjangan wadjib beladjar
sampai umur 18 tahun; soal pendidikan tjuma-tjuma dari sekolah rendah sampai perguruan tinggi, serta masalah pemberian beasiswa bagi mereka jang berbakat akan tetapi tidak mampu.
Dari tanggal 31 Mei sampai 4 Djuni 1936 di Le Havre diadakanlah suatu kongres ahli pendidikan. jang dihadiri oleh Kurang lebih 300 orang dari 507 jang mendaftarkan dirinja. Bahwa perhatian adalah besar dapat dilihat dari djumlah laporan dan tjeramah jang disampai-
kan, jaitu sedjumlah 120. Dan ini boleh dikatakan djarang, kalau bukan tidak pernah, terdjadi dilapangan pendidikan Perantjis. Jang terutama diberi perhatian ialah sifat jang sangat intelektualistis dari
pendidikan Perantjis itu.
Diandjurkan agar guru-guru mulai memperlakukan simurid sebagai suatu individu jang kepribadiannja sedang berkembang dan karenanja membutuhkan perhatian jang lebih besar. Djanganlah hanja soal inteIek sadja jang diperhatikan dan dipupuk. Dengan perkataan lain,jang diberi perhatian dalam kongres ini ialah menekankan aspek-aspek fisis, sosial dan etis daripada pendidikan, disamping sudut intelektuil dan kulturil. Sudah barang tentu pemindahan titik-berat ini memerlukan perubahan-perubahan dalam organisasi dan metode pendidikan pada umumnja. Djiwa jang berkumandang dalam kongres di Le Havre inilah jang kemudian menghasilkan eksperimen classes d’ orientation, oleh karena itu sangat penting dalam sedjarah pendidikan Perantiis.
Ada 1 usaha lagi jang dilantjarkan sebelum petjahnja Perang Dunia II, dalam rangka pelaksanaan usul-usul komisi école unique. Sajang sekali, rentjana jang dinamakan Rentjana Jean Zay inipun, mengalami nasib jang biasanja dialami rentjana-rentjana pembaharuan lain-lain, jaitu sesudah disetudjui oleh Dewan Menteri lalu dibongkarpasang oleh Dewan Perwakilan Rakjat, sehingea hilanglah kesatuan susunan dan tudjuannja.
Kalaupun djadi diundangkan, jang ikut hanjalah bagian-bagiannja sadja dari keseluruhan jang merupakan kesatuan itu. Maka dapatlah dimengerti bahwa nilai undang-undang jang keluar selalu djauh di bawah rentjana semula.
Inti rentjana Jean Zay ialah penghapusan sistim jang membagi-bagi pendidikan atas bilik-bilik atau djurusan jang satu sama lain tidak
8