Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/44

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 38 —

 djadi satoe hal jang sanget tida enak bagi kitaorang berdoewa.”

 „Apatah perkara begitoe nanti tinggal salamanja pada permeisoeri?”

 „Boleh djadi sekali. Kerna tjemboeroean memang ada satoe penjakit, dan djoega boleh dibilang, jang haibat sekali. Tjoba dari tadinja akoe tida ambil perdoeli padanja . . . tapi ia soeka padakoe, ja, barang­kali djoega ia tjinta dengen sagenap hati . . . dan itoelah jang membikin akoe . . .”

 „Mistinja djoega begitoe!” berkata prins dengen tertawa. „Saorang prampoean, memang patoet sekali menjinta pada soeaminja!”

 „Memang mistinja, atawa boekan, troesa kitaorang ambil perdoeli, hanja tinggali sadja itoe perkara . . . dan akoe maoe tanja kaoe dalem laen oeroesan: Akoe denger orang berkata, kaoe ada ingetan bernikah, apatah itoe ada hal jang benar?”

 „Niat bernikah . . . Ha, barangkali djoega ada lantaran . . . . .”

 „O, kaloe begitoe orang tida bitjara djoesta.”

 „Ja, akoe ada pesan, aken meliat ka sana-sini boeat akoe, tapi akoe tjoema bilang sadja demikian, sedeng sabenarnja. . . . .