Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/395

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 349 —

 „Ha, moesin zomer ampir tida bisa diliat lagi bekas-bekasnja," kata si nona koenjoeng-koenjoeng. „Liat sadja, Lucien, warna idjo tjoema sedikit jang masi kaliatan." Dan seraja mengelah napas, ia tambaken poelah bermadah: „Begitoelah djoega bagi penghidoepan manoesia! De­ngen sakedjap segala impian bagoes bisa terganti dengen sedar jang pait. Kamoedian, apatah jang nanti mendjadi achirnja?"

 Durieux lirik sabentaran pada katjintahannja.

 Samantara itoe kaliatan sabagi sedikit pengrasahan haloes, pengrasahan jang hargaken kabedjikan manoesia, mendjelemah dalem hatinja.

 „Tida sampe begitoe terlaloe, anak manis!"kata ia. „Masalah orang hidoep boleh dioepamaken seperti ada dalem impian, jang begitoe lekas terganti dengen laen ka'adahan, djika orang mendjadi sedar?"

 „Kaoe koerang benar artiken maksoed bitjarakoe, Lucien! Memang djoega dari permoelah pikiran kitaorang tida berdjalan di satoe tempat."

 „Boleh djadi, anak, tapi apa malaenkan itoe sadja bisa bikin kita djadi koerang broentoeng?"