Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/296

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 258 —


„Toewan memaen."

„Sasoenggoenja ini toewan ingin sekali taoe kaoe poenja nama, nona," kata prins. „Hajo, bikinlah ia senang, dan djoega akoe, nanti toeroet bergirang."

„Baek," kata itoe nona. „Sabenarnja djoega itoe memang boekan satoe resia. Akoe poenja nama Caroline. Habis, apatah jang toewan-toewan inginken lebi djaoe?"

„Toenggoelah akoe menimpalken doeloe," kata baginda. „Caro, artinja manis, line boleh diartiken sipat, djadi sipat manis, itoe satimpal sekali. Soenggoe kaoe poenja nama ada terpilih menoeroet arti jang satoedjoe betoel."

„Atas nama akoe poenja ajah, akoe mem­bilang banjak trima kasi padamoe, kerna boekan akoe sendiri jang pilih itoe nama. Dan sekarang.....?"

„Kasi kitaorang doewa Rijnwijnbowl, nona manis ! Tapi tjampoeri sedikit ijs, kaloe soedi, kerna kita sekarang seperti habis diganggang di api."

Si nona laloe berdjalan lekas-lekas mengamperi buffet, dimana ada sediah matjem-matjem minoeman.

„Dan, bagimana kaoe poenja pengliatan?" tanja Prins van Saksen-Coburg, samantara