Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/283

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 247 —

temoe pada baginda dalem itoe kamar.

Djoega baginda mengangkat moeka. Pipinja kiri kanan, dengen mendadak mendjadi mera, samantara ia poenja aer moeka lantas berobah. Kamoedian ia berbangkit, dan sembari mengisarken krosi ka blakang, ia berseroe:

„Akoe merasa heran sekali, dapet meliat kaoe di sini!"

„Papa!" kata poetri dengen soeara sember. Lebi dari itoe ia tida bisa kaloeari laen perkatahan.

Sri Maha Radja tinggal berdiri seperti orang gagoe; matanja ada menjataken ia poenja koerang senang hati. Prinses Ste­phanie maoe bermoehoen sanget-sanget pada ajahnja, tapi ia poenja sasenggoekan, ber­sama lagi aer matanja jang toeroen sabagi oedjan, membikin ia tida bisa memboekah soeara.

Baginda menggojang lontjeng.

Baron de Goffinet terbirit-birit dateng mengamperi.

„Anteri poetri ka loear."

Toewan Goffinet laloe adjak pada Step­hanie sembari memboedjoek.

„Toewan jang amat berboedi," kata poetri kamoedian dengen soeara didalem leher: