Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/28

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 22 —

 „Benar sekali! Djadi. mama, orang jang bertjinta nanti bisa merasaken?”

 „Memang!”

 „Nah, kaloe demikian, nistjaja mama nanti satoedjoe djoega, bilah akoe bilang, nikahan, dimana tida ada tjinta bersama-sama, orang tida nanti bisa merasaken broentoeng . . . . .”

 Permeisoeri berdiam samantara waktoe. Ia mengarti ka mana anaknja hendak menoedjoe dengen itoe perkatahan, dan laloe samboengi bitjaranja :

 „Tapi, Louise!”

 „Tida, mama, tida „tapi Louise”! Akoe menanja, kaoe bri djawaban menoeroet pengrasahan hatimoe!”

 „Kaloe misti bitjara teroes terang, akoe djoega tida pertjaja, satoe nikahan, dimana tida berserta tjinta, bisa membikin broen­toeng!”

 „Betoel sekali! Habis sekarang orang ingin akoe bernikah pada satoe lelaki, jang boekan sadja akoe tida nanti bisa tjinta, tapi djoega tida aken bisa menaro hormat!”

 Kadoewa orang itoe berdiam. Masing-masing roepanja ada bermasgoel sekali.

 Apatah ia misti bilang? Paling taroetama boeat ianja, adalah peroentoengan