Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/215

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 267 —

tjara begitoe, dengen tida beralesan apaapa, tapi biar poen bagimana ia tjoba se-nang-senangken diri, adalah siasia sadja. Achir-achir ia berbangkit dari tempat ia doedoek, dan berdjalan ka loear dengen tida taoe kamana maoe ditoedjoe.

Koetika itoe hari soeda djadi malem betoel-betoel, hingga dengen njata bisa kaliatan gilang-goemilangnja api, jang mementjarken sinarnja ka sana-sini. Bagi orang seperti Baginda Leopold jang sedeng kalelap pikiran, boleh djadi nanti rasa diri ada tergolong dalem tjerita dongeng, bilah tida sabentar-bentar poendaknja tersontok oleh orang-orang, jang memang banjak ada berdjalan moendar-mandir.

Saban kali katoebroek, baginda sedar sedikit dari pikiran jang melajang-lajang, tapi tida lama ia djato mengimpi kombali — mengimpi sembari bertindak lebidjaoe, lebi djaoe lagi.

Ia tida poenja mata, boeat meliat begitoe banjak kaindahan jang ada di sapoeternja, kerna di hadepannja malaenken ada berbajang-bajang roepanja si penarik hati, jang berbadan langsing dengen aer moeka berseri-seri lantaran bersenjoem, disertaken doewa mata berkilap, jang saolah-