- 14 -
ditilik dengan pemandangan pantja-indria, karana ada djoega tjahaja koening, ada nona jang asam tampang moekanja dan ada poehon jang rendah, tiadalah kita boleh tentoekan sebeloemnja dipriksa.
Maskipoen demikian, tiada gampang akan dapat tahoe apakak soeatoe timbangan masok didalam atoeran analyse meloeloe atau synthese meloeloe. Bagitoelah kaloe 3 sama 5 nistjaja djadi 8, boekan analyse meloeloe, biarpoen tiada boleh dibantah delapannja, karana sebeloemnja di-oedji dengan dihitoeng lebih dahoeloe, beloemlah kita tahoe djoemlahnja delapan.
Dalam pada itoe kita mesti berhati-hati dengan ilmoe amalyse dan synthese itoe, karana djanganlah loepa, bahoea jang dipikir oleh akal ialah dzat dan sipat jang beloem didapat oleh pantja-indria, iaitoe jang barangkali ada dan barangkali tiada. Maka kaloe kita menimbang,
djangan terlaloe ditoeroet kelakoeannja setengah dari ahli-ahli filsafah dan oelama-oelama agama, jang terkadang pégang keras akal pikirannja, dan loepa jang akal manoesia ada watasnja.
Karana boekankah tiap-tiap kebenaran mesti ditoendjoek dengan boekti atat dalil? Dan, andai kata, ada soeatoe kebenaran jang soedah ditoendjoek dengan boekti atat dalil, boekankah boekti dan dalil itoe melainkan boleh menoendjoekkan sadja keadaän dzat dan sipat jang soedah dikenal? Inilah, sebabnja kita mesti awas, karana atjap-kali oelama-agama, dan ahili-filsafah timboelkan banjak boekti jang boekan boekti dan banjak dalil jang boekan dalil.
Sampai disini tjoekoeplah sedikit-sedikit keterangannja atoeran akal, jang dikata djoega
hoekoem-akal. Dan djoega soedah terang pada kita bahoea segala pengertian bergantoeng kepada ilmoe bitjara dan bahasa, maka tiada héran kaloe ilmoe bitjara djoega berisi tingkat-tingkat jang tjeték dan jang dalam.—
XII Kaloe kita kata sangka, dimaksoedkan kemaoean akan terima atau toelak adanja atau tiadanja tentang dzat dan sipat jang kita soedah kenal atau beloem kenal, dengan tiada pikir-mempikir.
XIII Kaloe kita kata pertjaja, dimaksoedkan kemaoean akan menentoekan kebenarannja sangka tadi.
Keterangannja XII dan XIII.
Kita perloe membédakan pikir dengan
sangka, karana sangka mémangnja boekan pikir. Sangka banjak sekali mendatangkan kliroe dan sesat. Bagitoelah héwan atjapkali menggigit batoe, karana disangka makanannja. Adalah manoesia lebih soeka sangka dari pada pikir, karana pekerdjaan pikir memakai banjak tenaga dari oetak-kepala, maka tiada héran kaloe kita malas berpikir sampai matang.
- 15 -
Demikian poela terbitnja pertjaja oemoemnja dari sangka meloeloe atau dari koerang pikir. Lain dari bagitoe, adalah manoesia gampang dipengaroehi oleh takoet, berani, tjinta, sajang atau bentji, maka biarpoen akal boleh kerdja, tetapi kaloe soedah kena pengaroehnja napsoe jang demikian itoe, nistjaja pekerdjaän mempikir djadi kesandoeng, tiada béda dengan koeda jang lemas kakinja, atau kapal jang patah
kemoedi.
Dan djoega perloe kita bitjarakan lebih djaoeh apa moelanja timboel sangka dan pikir. Adapoen „tahoe” boleh didapat sadja pada waktoenja sendiri, tiada lain waktoe, karana apa djoega jang soedah kedjadian, tetap soedahnja. Oepamanja ini hari Selasa apabila soedah liwat, tiada akan timboel lagi, hanjalah jang timboel lain Selasa, boekan itoe Selasa jang soedah laloe. Kita poenja ramboet selembar boleh tertjaboet sekali sadja, lain kali boleh ditjaboet jang toemboeh baroe atau lain ramboet. Kaloe tadi pagi kita makan pertama kali, nistjaja ini soré makan kedoea kali, maka sampai mati kita tiada dapat lagi akan makan pertama, kali.
Oleh karana itoe, apabila pantja-indria tiada dapatkan soeatoe kedjadian pada waktoenja sendiri, nistjajar dinamai tiada tahoe, dan tetap bagitoe sampai mati dan hidoep kombali tiadalah kita tahoe, sekadar mendengar atau membatja chabarnja, inilah boekan tahoe. Itoelah sebabnja timboel pada kita sangka dan pikir tiap-tiap kita bermaksoed akan menetapkan apakah chabar itoe benar atau tiada. Kaloe kita terima benarnja, inilah pertjaja atau jakin namanja, boekan tahoe.
Dan dari sebab sangka tiada dengan pikir terhitoeng malas dan bodoh, tiadalah héran kaloe sangka lebih berbahaja dari pada kelakoean orang gila, karana sangka lebih gampang dioeloer dari pikir.
Njatalah sangka tiada boleh digoenakan mendjadi pekakasnja hakim, karana meroesakkan keadilan, dan mendatangkan ketjoerangan.
Komdian dari itoe, maka apabila manoesia kepingin tahoe lebih dahoeloe apa jang nanti akan kedjadian, dan kepingin tahoe bagaimana ertinja dia poenja pemandangan sehari-hari, nistjaja djoega timboel sangka dan pikir.
Oleh karana itoe, kita djadi terpaksa membédakan jakin dengan jakin.
XIV. Kaloe kita kata jakin ada doea ertinja.
Pertama: jakin jang terbit dari sangka dan pertjaja, inilah deradjat jakin jang rendah.
Kedoea: jakin jang terbit dari pikir jang matang, inilah deradjat jakin jang tinggi.
Karana kaloe, andai kata, manoesia tiada mempoenjai akal, soedah tjoekoep dengan pantja-indria dan ingatan me