— 6 —
lan, kerna sabelonnja ka-mari, di roema poen ia minoem ampir sagendoel arak dan hawa ini tjoekoep membangoenken otaknja.
„Soenggoe senang sekali orang minoem-mi noem di bawah ini pochoen jang daonnja seperti pajoeng radja,” kata poela ia sembari menoewang kombali arak ka-dalem tjawan.
Sasoeda isinja mangkok ini dibikin kering dan toewang lagi, selang brapa saät kamoedian arak jang ada dalem itoe gendoel ampir mendjadi abis.
Bidji matanja Siauw-tjhit tatkala itoe djadi bersemoe mera, soeatoe tanda jang hawanja alcohol telah naek di otak. Sambil mengawasi itoe gendoel jang ampir djadi kosong ia bengong terlongong-longong seperti orang lagi memikiri soeatoe apa, hingga sakean lama ia tida berkata-kata, dan kamoedian seperti orang jang merasa lelah ia senderken badannja di pongkot itoe poehoen jang besar.
Achir-achir aer mata kaliatan berlinang di kadoea pipinja. Dan dari sini kita bisa dapet kanjatahan, bahoewa hatinja lagi menginget perkara-perkara doeloe jang membikin orang djadi ber- sedi.
Sasoenggoenja djoega ada demikian. Kerna sahabisnja membikin kering isinja tjawan jang ditoewang paling blakang, hatinja djadi ingetpada kadoéa soedaranja, jaitoe Wie Siauw-dji