Halaman:Pembalesan Kedji.pdf/75

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 75 —

sabagi ikan masoek di boeboe, jang sedikit poen tida berdaja lagi. la mengarti sekarang, jang entjimnja soeda serahken dirinja pada Kek-soen, tapi samantara tadi ia merasa amat sakit hati lantaran tida ada poenja tenaga tjoekoep boeat melawan orang poenja poetoesan, di itoe masa, salagi ia ada di dampingnja Kek-soen, gadis itoe poenja napsoe amara sama sekali soeda djadi terganti dengen pengrasahan maloe. la tida taoe apatah misti trima itoe pembrian atawa menampik.

Meliat lelagaännja Soan-nio begitoe, Kek-soen, jang soeda banjak makan garemnja doenia, lantas mengarti, jang itoe samoea tida lebi dari apa jang orang biasa namaken: tingkanja anak prawan. Laloe ia ambil itoe tjintjin dari pangkoeannja si gadis dan masoeki pada djari-manisnja jang kiri, kamoedian salesepken itoe satjekal oewang kertas dalem tangannja jang kanan, seraja berkata dengen soeara plahan:

„Simpan, apa jang entjek kasi samoea nona jang poenja. Sekarang djangan maloe-maloe. Di sini nona poenja roemah dan kita tjoema ada berdoewa.“

Oewang kertas itoe ada bebrapa poeloe lembar dari harga ketjil-ketjil, jang sama sekali ada sadjoemblah lima ratoes lebi. Itoelah ada sabagian dari Kek-soen poenja kaoentoengan di medja djoedi.

Bagi Soan-nio, jang sadari ingetnja djadi manoesia belon pernah dapet liat oewang begitoe banjak,