Halaman:Pantjasila oleh Ki Hadjar Dewantara.pdf/29

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 23 —

jang berdjiwa „socialis”,bahkan „komunis” —mengakui adanja rasa -kesatuan dalam ikatan „kebangsaan” itu. Dlm upatjara peringatan resmi di Gedung - Presidenan, pada waktu itu di-ikrarkan oleh Presiden Sukarno, bahwa „hari-kebangsaan umum”, tanggal 20 Mei itu, untuk seterusnya akan diperingati setjara besar - besaran tiap² 10 tahun sekali. Jang perlu di-constateer disini, jaitu bahwa pada waktu itu tali rasa "kebangsaan dirasai oleh seluruh masjarakat kita, sebagai tali "persatuan umum untuk semua golongan, dengan ta' ada ketjualinja.

Rahasia apakah jg terkandung dalam perkataan dan pengertian „Kebangsaan” tadi? Apakah sebenarnja rasa Kebangsaan itu? Bagaimanakah sifatnya, bentuknja. dan apakah jang mendjadi isinya? Marilah semua itu kita selidiki.

Sebenarnja perkataan „bangsa” itu pada mulanya berarti „djenis”. Masih sering kita dengar pertanjaan: itu bangsanja apa? Jaitu kalau orang melihat sesuatu barang, sesuatu keadaan, sesuatu machluk jg belum ia kenali. Djawab atas pertanjaan itu biasanja ialah antara lain: o, itu bangsanja bahan makanan ; o, itu bangsanja pasar - derma: o, itu bangsanja kera: d.l.l. sebagainja. Teranglah disitu perkataan „bangsa” terpakai dengan pengertian „djenis”. Didalam djawaban tadi terbukti, bahwa senantiasa ada kesamaan sifat² jang pokok, jg asli, jg murni, jg semuanja dalam perbandingan. kita itu tampak sebagai pertalian kesatuan jg wutuh. Tali kesatuan sifat tadi dirasai dengan sendiri, serta segera, sebelum kita menjelidiki. Sesudah dilakukan penjelidikan, biasanja terdapat djuga sifat², bentuk² serta isi dan laku² jg sama pada barang², keadaan² atau machluk², jg mendjadi object atau bahan perbandingan kita itu. Kesamaan inilah jaitu sama pada pokok²nja—jg menentukan pengertian „djenis”. Begitulah pula dalam perkataan „bangsa” pasti ada dasar² kesatuan, yang nampak dengan segera, serta kemudian akan dapat dibuktikan adanja dan ternjata mendjadi sifat pokoknja „kebangsaan”.

Kebangsaan itu didalam hidup manusia dalam masjarakat dan negerinja, memang menundjukkan adanja „kesamaan”