Halaman:Pahlawan nasional Frans Kaisiepo.pdf/75

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

61

merupakan warisan dari Pemerintah Kolonial Belanda yang belum dapat dihilangkan adalah minum-minuman keras. Melihat kesempatan baik itu, maka Meira Magdalena Moorwahyuni berusaha menembus pasaran dengan cara memperoleh izin untuk diperoleh adalah berkat perkenalan dengan Frans Kaisiepo. Sehingga jalan yang ditempuh berjalan mulus, dan akhirnya izin dan fasilitas ia dapat dari Gubernur kepala Daerah Tingkat I Irian Jaya untuk memasukkkan minuman keras.6

Dalam kaitan ini, kelihatan Maria Magdalena Moorwahyuni sangat padat kegiatannya dan ia semakin sering mondar-manir antara Semarang dan Jayapura. Sehingga karenanya ia semakin sering pula bertemu dengan Frans Kaisiepo.

Dari pertemuan-pertemuan tersebut rupanya telah terjadi suatu kontak batin antara kedua insan dan ini terus berproses sehingga menjadi benih, yang dinamakan cinta. Dan kemudian dengan tidak ada peksaan dari pihak manapun kedua insan telah berseteguh akan membawa kemahligai pelaminan. Mereka tidak mempersoalkan suku atau ras, karena mereka bangsa Indonesia juga tidak membicarakan tentang perbedaan umut, sedang yang ada dalam diri mereka masing masing adalah kesepakatan, untuk memadu "cinta", saling mencintai, yang akan diwujudkan dengan perkawinan.

Namun disebalik itu rupanya kesepakatan mereka itu ibarat duri dalam daging orang tua dan saudara-saudara Maria Magdalena Moorwahyuni. Sebab bagi orang tuanya dalam hal jodoh masih berpegang teguh pada tradisi suku Jawa yang telah melembaga. Mereka menghendaki supaya putri mereka yang masih berdarah ningrat itu dalam memilih jodoh hendaknya yang sepadan. Oleh sebab itu ketika telah terjalin erat, maka dengan spontan timbul reaksi, mereka tidak mau menerima Frans Kaisiepo masuk ke dalam anggota keluarga. Begitu juga sikap kedua adiknya Nicolas Moorwibowo dan Edy Hartanto sangat tidak menerima kehadiran Frans Kaisiepo di dalam keluarga .

Kehendak orang tua tersebut agaknya memang wajar, sebab Maria Magdalena Moorwahyuni masih memiliki garis keturunan dari

_______________________________

6 Wawancara dengan Nona Maria Magdalena Moorwahyuni Frans Kaisiepo. tanggal 17 April 1995 di Jalan Setasuin Batutulis Bogor.