Halaman:Pahlawan nasional Frans Kaisiepo.pdf/43

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

29

oleh Lukas Rumkorem . Wakil ketuanya Corinus Krey, sedangkan mendapat tanggapan dari pihak Pemerintah Kolonial Belanda . Karena itu sebagai tindak lanjut , mereka kemudian mendirikan Partai Indonesia Merdeka ( PIM ) pada tanggal 10 Juli 1946 dengan diketuai oleh Lukas Rumkorem . wakil ketuanya Corinus Krey , sedangkan sekretarisnya ialah Petrus Warikar.

Perlu diingat bahwa salah satu pencetus gagasan berdirinya Partai Indonesia Merdeka ( PIM ) adalah Frans Kaisiepo yang waktu itu ia menjadi Kepala Distrik Biak Utara di Warsa. Misi organisasi ini seperti halnya Komite Indonesia Merdeka vang telah didirikan di jayapura juga bertujuan untuk memberi penerangan tentang arti dan tujuan Indonesia Merdeka. Selanjutnya kegiatan rutin partai ini diisi dengan mengadakan pertemuan -pertemuan anggota secara rahasia terutama untuk membicarakan ataupun mengatur rencana -rencana yang akan dilaksanakan dalam usaha mendukung terlaksananya Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 tersebut di bumi Irian Barat . Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka segeralah disusun suatu rencana untuk mengadakan perlawanan bersenjata terhadap kedudukan kolonial Belanda . Ternyata reencana tersebut telah tercium . Hal ini karena telah dapat diketahui oleh kaki tangan pihak Pemerintah Kolonial Belanda . Dan sebagai akibatnya Lukas Rumkorem ditangkap dan dijatuhi hukuman oleh Pemerintahan Kolonial Belanda dan mendekam dalam penjara di Jayapura dari tahun 1947 sampai pada akhir tahun 1948 .


Sementara itu pada tanggal 15 sampai dengan tanggal 25 Juli 1946 di Ujung Pandang ( dahulu namanya Makassar) diadakan Konperensi Malino. Konperensi ini dimaksudkan untuk mendukung gagasan Van Mook tentang pembentukan Negara Federal Indonesia. Bentuk negara federal ini di dalamnya akan bergabung satu uni dengan Kerajaan Belanda. Dalam konperensi tersebut, Frans Kaisiepo duduk sebagai wakil dari Irian Barat yang ditunjuk oleh Pemerintah Kolonial Belanda ( PKB ) untuk menghindari Konpcrensi Malino. Schelum keberangkatan ke Konperensi Malino, Frans Kaisiepo telah diberi bekal, terutama fikiran -fikiran yang mendukung kemerdekaan Republik Indonesia . Hal ini dilakukan dengan melalui pertemuan di Jayapura antara Frans kaisiepo dengan Corinus M. Krey serta Marcus